Proses Pembuatan Jaket Kulit Asli
Seperti yang kita tahu, jaket kulit adalah jenis jaket yang yang terbuat dari kulit hewan asli sebagai bahan dasarnya. Proses pembuatan jaket kulit asli sendiri melalui beberapa tahap dan proses yang membutuhkan ketelitian. Selain itu, jaket kulit juga melalui proses pembuatan yang cukup lama. Sehingga tidak mengherankan jika harganya lebih mahal ketimbang jaket biasa.
Pada kesempatan kali ini Ozza Konveksi akan membahas lebih lanjut mengenai proses pembuatan jaket kulit asli dari tahap awal sampai finishing.
Proses Pengumpulan Bahan Kulit
Antelope, kulit rusa, kulit domba, kulit sapi, kulit kambing dan kulit sapi adalah jenis bahan kulit yang paling sering digunakan untuk membuat jaket kulit. Kulit yang telah diambil dari hewan akan diberihkan dari sisa sisa daging. Kemudian didinginkan, digarami atau direndam dalam tong berisi air garam. Proses penggaraman ini bertujuan untuk mengawetkan bahan kulit agar tidak membusuk dan mencegah pertumbuhan bakteri.
Setelah itu, bahan kulit kemudian dikirim ke tempat penyamakan kulit, di mana kulit menjalani serangkaian proses yang dirancang untuk mengawetkan dan melembutkan kulitnya. Pekerjaan yang dilakukan di tempat penyamakan kulit adalah yang paling penting untuk memastikan bahwa garmen yang dihasilkan berkualitas tinggi.
Proses Penyiapan Bahan
1. Pemotongan Bahan Dan Pembersihan
Kulit dipangkas dan disortir menurut ukuran, berat, dan ketebalannya. Hal ini diperlukan untuk menghilangkan sisa protein yang bisa merangsang pertumbuhan bakteri.
Untuk tujuan ini, kulit direndam dalam drum berputar yang berisi air, bakterisida, dan deterjen. Rambut dihilangkan dengan aplikasi semprotan kimia atau larutan kapur. Penghilangan bulu dilakukan dengan menggunakan mesin scudding yang dilengkapi dengan pisau tumpul untuk mengikis sisa rambut.
Setelah itu bahan kulit melalui proses pencucian kembali untuk menghilangkan bahan kimia. Kemudian kulit direndam kedalam larutan asam untuk menghilangkan kolagen kulit dan diasamkna dengan garam dan sulfat.
2. Proses Penyamakan Kulit
Penyamakan kulit adalah cara untuk mengubah kulit yang bersifat labil dan mudah rusak oleh pengaruh fisik, kimia dan biologi menjadi kulit yang stabil terhadap pengaruh tersebut. Ada 3 jenis teknik penyamakan kulit dalam proses pembuatan jaket kulit, yaitu:
- Penyamakan nabati, yaitu proses penyamakan kulit dengan cara merendam kulit dalam larutan asam tanat selama beberapa minggu. Untuk bahan kulit yang lebih lembut seperti kulit domba dapat direndam hanya dalam waktu 12 jam.
- Penyamakan mineral secara signifikan lebih cepat, tetapi dapat mengubah warna kulit. Untuk metode ini, kulit ditempatkan dalam drum berisi garam tawas yang dilengkapi dengan dayung yang memberikan gerakan mengaduk secara konstan.
- Penyamakan dengan minyak adalah metode penyamakan kuno dengan cara menyemprotkan minyak ikan pada bahan kulit.
3. Proses Pencucian Dan Pengeringan Bahan Kulit
Setelah kulit disamak, kulit dicuci sekali lagi dan diperas sampai bersih. Kemudian, kulit dilewatkan di bawah pisau, yang memotong kulit hingga ketebalan yang seragam, dan ditempatkan pada sabuk konveyor yang membawanya ke terowongan pengeringan.
Biasanya, kulit direntangkan pada bingkai untuk mencegah penyusutan selama tahap pengeringan. Untuk mengatasi kekakuan yang dihasilkan dari pengeringan, bahan kulit disemprot dengan air dan sabun dan dibiarkan menggantung untuk jangka waktu tertentu.
Setelah itu kulit ditempatkan ke dalam mesin yang dirancang untuk memanipulasi seratnya agar lebih kendur dan fleksibel. Pada periode pengeringan akhir, kulit jangat digantung dalam lemari pengeringan vakum.
Setelah kulit dikeringkan secara menyeluruh, kulit digosok dengan silinder baja berputar yang dilapisi kertas abrasif. Finishing suede dihasilkan dengan melewatkan kulit jangat di bawah roda ampelas berkecepatan tinggi. Pada tahap ini, glazes, pewarna dan pernis diaplikasikan. Bahan kulit kini sudah siap dikirim ke pabrik garmen.
4. Pewarnaan
Proses selanjutnya adalah dengan mewarnai bahan kulit dengan warna hitam atau coklat yang umum untuk warna bahan kulit. Namun bisa saja dengan warna lain sesuai dengan selera menggunakan zat kimia pewarna.
Proses Pembuatan Jaket Kulit
Membuat jaket kulit secara sederhanan hampir mirip dengan pembuatan jaket pada umumnya. Berikut adalah langkah-langkah pembuatan jaket kulit.
1. Membuat Desain Jaket Kulit / Membuat Pola Jaket Kulit
Langkah pertama dalam pembuatan jaket kulit adalah dengan membuat pola desain atau model jaket kulit yang akan dibuat. Secara tradisional biasanya desainer jaket membuat pola di atas kertas / karton secara manual. Cara ini masih dipakai oleh banyak pengrajin jaket kulit.
Namun, seiring berkembangnya teknologi, pembuatan pola jaket kulit sudah lebih mudah dengan menggunakan bantuan software komputer.
2. Pemotongan Bahan
Setelah pembuatan model jaket kulit selesai, langkah selanjutnya adalah dengan melakukan pemotongan bahan.
Kulit yang sudah disamak ditempatkan pada meja bergerak yang disebut spreader. Walaupun teknologi modern memungkinkan beberapa lapisan kain dipotong secara bersamaan, namun kulit biasanya dipotong satu lapisan pada satu waktu. Pola kemudian ditempatkan di atas kulit.
Hal ini dilakukan dengan salah satu dari dua cara; pola kertas tisu dapat disematkan pada kulit, atau pola dapat ditandai dengan kapur penjahit. Meja penyebaran bekerja pada sistem konveyor, memindahkan kain ke mesin pemotong, yang dilengkapi dengan pisau putar atau pisau pita.
Meja ini dipandu oleh operator manusia atau dijalankan secara otomatis. Kemajuan teknologi terkini adalah sistem sinar laser terkomputerisasi, di mana jahitan kain diuapkan, bukan dipotong.
Bahan pelapis untuk jaket dipotong dengan cara yang sama. Karena bobotnya jauh lebih tipis, lapisan dapat ditempatkan pada penyebar dalam beberapa lapisan.
3. Proses Jahit Jaket Kulit
Sama halnya dengan membuat baju pada umumnya. Potongan kain yang telah dibuat sesuai pola kemudian dijahit menjadi sebuah jaket kulit. Proses jahit ini bisa dilakukan secara manual ataupun menggunakan bantuan mesin jahit. Keterampilan dalam membuat desain model jaket kulit serta proses menjahit dapat mempengaruhi kenyamanan dan kerapihan jaket kulit yang dipakai.
4. Proses Cetak Dan Pengepresan Jaket Kulit
Sejumlah proses pengepresan yang menggabungkan aplikasi panas, pengukusan, dan pemblokiran digunakan untuk menyelesaikan transformasi kulit hewan menjadi jaket.
Mesin press Buck yang dilengkapi dengan kontrol dan alat pengukur untuk mengatur jumlah uap dan tekanan digunakan untuk memberikan bentuk khas pada jaket, baik jaket bergaya bomber atau blazer.
Blok melengkung ditempatkan di sekitar kerah dan manset, kemudian panas diterapkan. Balok-balok tersebut dilepas, sehingga kerah dan mansetnya melengkung.
5. Pengecekan Kualitas
Setelah jaket kulit selesai diproduksi, jaket diperiksa dari adanya kesalahan atau cacat produksi. Pemeriksaan dimulai dari kualitas jahitan, kualitas warna, robekan, noda, tingkat ketebalan bahan kulit dan lain sebagainya.
6. Pengepakan Dan Pengiriman
Setelah selesai jaket kulit kemudian dikemas dan di kirimkan ke ritel maupun konsumen akhir.
Artikel Terkait: Jenis Bahan Kulit Berdasarkan Tingkatannya (Leather Grade)
Sejarah Jaket Kulit
Penggunaan kulit sebagai pakaian telah ada semenjak masa awal peradaban manusia. Orang orang pada zaman pra-sejarah membungkus kulit binatang di sekeliling tubuh mereka untuk melindungi mereka dari cuaca dingin serta membantu melindungi tubuh dari kondisi lingkungan yang ekstrem.
Selama Zaman Batu, garmen disatukan dengan tali kulit yang telah dijalin melalui lubang yang dilubangi di kulit dengan alat kasar yang terbuat dari batu. Kulitnya kaku dan tidak bertahan lama sebelum pembusukan membuatnya tidak bisa dipakai. Kemudian, orang belajar untuk melembutkan kulit dengan menggosoknya dengan lemak hewan dan menggunakan batu untuk membersihkan sel-sel hewan dari kulit. Mungkin juga bahwa dalam mencoba mewarnai kulit dengan berbagai zat, orang-orang awal menemukan metode pengawetan lebih lanjut.
Metode pengawetan telah bervariasi selama berabad-abad. Mulai dari pengasapan bahan kulit, diasinkan, direndam dalam air seni, digosok dengan kotoran hewan, dipukuli, dan diseret di atas tongkat tajam. Orang-orang prasejarah dan beberapa orang Eskimo modern bahkan terpaksa mengunyah kulit untuk menghilangkan rambut, potongan daging, dan pada akhirnya, untuk melembutkan kulit. Dalam beberapa budaya, kulit ditaburi dengan bedak dan tepung untuk menggantikan minyak alami.
Pada Abad Pertengahan, bangsa Moor memperkenalkan dunia Eropa pada kulit Cordovan yang lebih lembut yang mereka buat dari kulit kambing. Pada zaman Renaissance, serikat penyamak kulit telah diorganisir di seluruh Eropa. Budaya Maya, Inca, dan Aztec di Amerika Tengah dan Selatan juga menggunakan kulit seperti halnya suku Indian Amerika yang menjahit pakaian mereka dari kulit buckskin, kulit domba, dan kulit kerbau.
Meskipun kulit adalah komoditas perdagangan yang berharga, pekerjaan penyamakan kulit dianggap kotor dan berbau. Sehingga para pekerja / pengrajin kulit biasanya bermukim ke pinggiran kota.
Pada abad ke-19, mesin-mesin dikembangkan untuk melakukan proses-proses ini, dan seorang ahli kimia Amerika mengembangkan metode penyamakan dengan menggunakan garam kromium yang memangkas waktu pemrosesan dari berminggu-minggu atau berbulan-bulan menjadi hanya beberapa jam saja.
Industri Jaket Kulit Saat Ini
Meskipun industri kerajinan dari bahan kulit sedikit menurun akibat resesi. Banyak yang memprediksi bahwa permintaan akan barang barang berbahan kulit akan semakin meningkat dalam beberapa dekade terakhir. Apalagi saat ini banyak perusahaan yang sudah menggunakan teknologi terbaru seperti pemotong laser yang dapat meningkatkan laju produksi.
Seperti halnya industri bulu, industri kulit telah menjadi target beberapa kelompok hak-hak binatang yang mengecam pembunuhan hewan untuk kepentingan manusia, terutama untuk menciptakan barang-barang “mewah”. Dalam upaya mengatasi masalah ini, beberapa produsen pakaian telah meningkatkan produksi kulit buatan (bahan kulit imitasi), bahan yang terbuat dari serat sintetis, yang tidak menggunakan hewan apa pun dan lebih murah. Namun demikian, jaket dan mantel yang terbuat dari kulit asli tetap populer secara mode.
Kesimpulan
Bagaimana? Sekarang kamu sudah mengerti bagaimana susahnya dalam membuat sebuah jaket kulit. Proses pembuatan jaket kulit yang memakan waktu lama serta pembuatannya yang tidak mudah membuat jaket kulit asli cenderung mahal harganya.
Walaupun begitu, seiring berkembangnya teknologi kini produsen juga mengembangkan bahan kulit yang sepenuhnya terbuat dari bahan sintetis. Bahan ini lebih murah, mudah di produksi serta lebih awet ketimbang kulit asli. Bagaimanapun, kulit sintesis tidak akan pernah bisa menggantikan keunikan dari kulit yang asli.
Nah, kalau kamu bingung mencari jaket kulit terbaik, kamu bisa cek artikel kami yang berjudul “Tips Memilih Jaket Kulit Terbaik” hanya di blog Ozza Konveksi.