Pernahkah kamu kepikiran, kenapa tren fashion selalu terulang kembali? Seperti crop top yang dulu dipakai sama cewek-cewek tahun 2000-an yang sempat redup, kini populer kembali. Atau jaket varsity yang dulunya sempat populer dikalangan mahasiswa perguruan tinggi, kini menjadi tren global di kalangan Gen-Z.
Pada kesempatan kali ini, Ozza Konveksi bakalan membahas lebih dalam mengenai bagaimana sebuah fashion bisa terulang kembali. Kita juga akan membahas bagaimana perilaku ini dapat mempengaruhi para desainer dalam merancang busana mereka.
So, Selamat membaca!
Tren fashion sering kali terulang kembali karena fashion cenderung mengikuti pola siklus yang disebut “siklus mode“. Siklus mode ini melibatkan perubahan gaya dan tren yang terjadi dari waktu ke waktu, di mana tren yang populer pada masa lalu akan kembali populer di masa depan.
Ada beberapa alasan mengapa tren fashion bisa terulang kembali. Seperti rasa nostalgia, pengaruh budaya pop, pergeseran sikap dan nilai, penyebaran mode global hingga inovasi dan reinterpretasi dari para perancang busana.
Semua alasan di atas akan kami jabarkan ke dalam sub bagian tersendiri dalam artikel ini!
Apa itu siklus mode? Siklus mode mengacu pada pengulangan tren pakaian secara umum beberapa tahun setelah tren tersebut populer. Siklus ini sering kali muncul dengan beberapa sentuhan agar lebih sesuai dengan tren saat ini.
Sebagai contoh; Denim yang dulunya menjadi simbol pemberontakan masyarakat pada tahun 70-an, kini menjadi tren panas dalam mode saat ini. Tren pakaian yang lebih longgar dan berukuran besar pada era 80-an juga kembali populer dikalangan desainer dan konsumen beberapa tahun terkahir.
Siklus hidup tren fesyen dapat terbagi menjadi lima tahap, secara umum: perkenalan, kebangkitan, puncak, penurunan, dan keusangan.
Tahap pertama dari siklus hidup sebuah tren dimulai ketika gaya baru diperkenalkan. Ini bisa berupa siluet, warna, pola, bahan, dan lainnya. Pada tahap ini, asal mula tren biasanya berada di tangan merek atau perancang besar selama musim Fashion Week.
Gaya ini biasanya hanya tersedia dalam jumlah kecil dari beberapa perancang atau peritel yang berbeda, dan sering kali memiliki harga yang tinggi.
Berikut adalah beberapa point penting siklus mode pada tahap perkenalan:
Tahap kedua dari siklus mode adalah kebangkitan tren menuju popularitas, dimana sebuah gaya berevolusi dari sekadar “baru” menjadi “trendi”. Era kebangkitan ini seringkali terjadi dengan bantuan selebriti dan influencer yang mempopulerkan sebuah gaya, baik melalui promosi ataupun tidak.
Peran ahli strategi media seringkali memainkan peranan penting dalam mempopulerkan sebuah tren fashion ini.
Berikut adalah beberapa point penting siklus mode pada tahap rise stage:
Pada tahap puncak, tren mode telah mengalami titik tertinggi popularitasnya. Dan banyak dari konsumen yang mulai meggunakan tren tersebut dalam kehidupan sehari hari. Sebagian besar peritel besar membawa tren tersebut dan membuatnya dapat diakses oleh semua kalangan.
Produk fashion akan tersedia melalui produksi masal dalam berbagai tingkatan harga, terutama dengan harga yang lebih rendah. Pada puncaknya, sebuah tren biasanya tidak lagi diusung oleh merek-merek mewah sebagai pengganti merek-merek fast-fashion yang mendorong gaya-gaya ini.
Berikut adalah beberapa point penting siklus mode pada tahap puncak mode:
Pada tahap penurunan, masyarakat mulai jenuh terhadap sebuah tren fashion. Selama periode ini popularitas tren yang kuat perlahan mulai meredup, karena konsumen mengiginginkan pakaian yang lebih terasa fashion forward dan unik ketimbang fashion yang mainstream.
Berikut adalah beberapa point penting siklus mode pada tahap penurunan mode:
Tahap akhir dari siklus mode sebuah tren disebut sebagai tahap keusangan (obsolescence stage). Gaya ini secara luas dicap sebagai “ketinggalan zaman“. Konsumen yang sebelumnya menikmati tren akan beralih ke tren baru dan meninggalkan tren yang sudah usang.
Sebagai contoh, siklus hidup celana jeans: celana high waist jeans mencapai puncak popularitasnya pada tahun 1940-an, akhir 1970-an dan awal 1980-an, dan 2010-an. Sementara low rise jeans mencapai puncak popularitasnya di antara tahun-tahun tersebut, yaitu pada tahun 1960-an dan akhir 1990-an hingga awal 2000-an.
Contoh lainnya adalah Jaket bomber yang sempat populer pada tahun 2015. Beberapa merek fashion kelas atas seperti Helmut Lang, Rick Owens, dan Balenciaga memenuhi koleksi mereka dengan gaya ini, dan merek-merek fast-fashion seperti H&M dan Topshop dengan cepat mengikutinya.
Namun seiring waktu kepopuleran jaket ini mulai meredup dan dengan cepat akhirnya menghilang dari rak-rak toko pakaian.
Berikut adalah beberapa point penting siklus mode pada tahap keusangan (obsolescence):
Baca Juga: Sejarah Perkembangan Fashion Dari Masa Ke Masa (Tahun 1920 – 2020)
Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh James Laver, seorang ahli teori mode, dan sejarawan yang memperkenalkan sebuah hukum untuk menggambarkan siklus hidup tren mode. Konsep ini didukung oleh Stanley Marcus, mantan presiden Neiman Marcus, yang menggunakan hukumnya untuk mengisi tokonya pada akhir tahun 1960-an.
Menurut teorinya, tren yang ada dalam dunia fashion itu bersifat ‘cerdas’, dan membutuhkan waktu sekitar 50 tahun bagi sebuah tren untuk dapat kembali lagi menjadi tren. Namun, meskipun tren fashion memang berputar, harus ada alasan di balik kembalinya tren tersebut. Jika tidak, maka tren tersebut hanya akan menjadi sebuah kostum biasa.
Bantalan bahu adalah contoh bagus yang mengikuti teori ini. Awalnya bantalan bahu termasuk dalam perlengkapan sepak bola untuk pria. Kemudian masuk ke dalam industri mode feminin pada tahun 30-an, ketika seperempat dari wanita diizinkan untuk meninggalkan rumah untuk bekerja. Tren ini muncul kembali pada tahun 80-an ketika wanita “mendobrak langit-langit kaca”. Hal ini menjadi bagian penting dari cara berpakaian wanita pekerja pada masa itu.
Teori ini mungkin terdengar aneh, tetapi ekonomi global memang dapat mempengaruhi tren mode yang ada. Selama masa krisis ekonomi, orang cenderung berinvestasi pada pakaian yang lebih sederhana dan tahan lama daripada pakaian yang trendi atau mencolok.
Tren ini pertama kali diketahui oleh ekonom George Taylor pada tahun 1920-an yang mengaitkan ekonomi dengan panjang rok wanita, “hemline”.
Teori ini menyatakan bahwa semakin baik perekonomian, semakin tinggi hemline, karena wanita mengenakan rok yang lebih pendek untuk memamerkan stoking mewah dan perhiasan mahal yang mereka kenakan.
Demikian pula, ketika masa-masa sulit, hemline turun, memungkinkan mereka untuk menyembunyikan fakta bahwa mereka tidak mampu membeli stoking sutra yang mahal.
Hal yang menarik dari tren fesyen adalah sifatnya yang selalu berulang. Setiap 20 tahun, kurang lebih, tren mode lama muncul kembali yang lebih populer dengan sebutan “Aturan 20 Tahun”.
Apa yang mungkin terlihat berlebihan dan kuno akan menarik perhatian terutama dari generasi terbaru setelah 20-30 tahun. Para penggemar “Stranger Things” pasti sudah bisa mengaitkannya sekarang. Pakaian tahun 80-an dari para pemeran telah menimbulkan banyak spekulasi, terutama ikat kepala, pakaian yang terlalu terang, dan bretel. Demikian pula, busana dari “That 70’s Show” terinspirasi dari tahun 90-an hingga 2006.
Dalam paragraf sebelumnya kita sudah membahas beberapa alasan mengapa tren fashion selalu terulang kembali
Orang sering kali merindukan atau menginginkan kembali gaya dan tren yang mereka kenakan saat mereka muda. Ketika tren yang mencirikan masa lalu muncul kembali, hal ini dapat memicu perasaan nostalgia dan menarik minat konsumen.
Budaya populer seperti film, musik, dan selebriti dapat mempengaruhi tren fashion. Ketika suatu gaya atau pakaian muncul dalam budaya populer, banyak orang tertarik untuk mengikuti tren tersebut.
Tren fashion sering mencerminkan pergeseran dalam sikap dan nilai dalam masyarakat. Misalnya, tren yang mengutamakan kepraktisan dan kenyamanan bisa menjadi populer ketika kebutuhan dan preferensi masyarakat berubah. Namun, setelah beberapa waktu, gaya yang lebih formal atau elegan dapat kembali diminati ketika keadaan sosial berubah lagi.
Inovasi dan reinterpretasi juga memainkan peran penting dalam membuat sebuah tren fashion kembali muncul. Desainer dan perancang busana seringkali memberikan sentuhan baru dan cara unik untuk menghadirkan tren lama dalam konteks yang lebih segar dan baru. Sehingga ini memungkinakan tren fashion untuk tetap relevan dan menarik minat konsumen yang berbeda.
Dalam era globalisasi, mode dapat dengan cepat menyebar di seluruh dunia melalui media sosial, internet, dan perjalanan internasional. Ketika gaya atau tren tertentu populer di suatu tempat, mereka dapat dengan cepat menyebar dan menginspirasi orang-orang di tempat lain, menyebabkan tren tersebut menjadi populer di berbagai belahan dunia.
Baca Juga: Y2K Fashion | Tren Fashion Anak 2000an Yang Kembali Populer
Berikut adalah beberapa contoh tren fashion yang dulu sempat populer dan kini muncul kembali ke permukaan.
Pengaruh tren fashion pada kehidupan sosial kita memang cukup besar, seperti penggunaan crop top oleh wanita pada tahun 2000-an. Pengaruh selebriti seperti Britney Spears juga ikut mempopulerkan fashion item “kurang bahan” ini.
Kini, tren crop top kembali lagi setelalh 20 tahun meredup, terlebih lagi dengan maraknya kampanye sosial mengenai kesetaraan gender, menjadikan tren crop top juga bisa dipakai oleh laki-laki.
Bahkan faktanya penggunaan croptop juga sempat populer di kalangan atlet american fottball, lho! Penggunaan crop top ini dapat memberi keuntungan dengan membuatnya lebih sulit untuk dijegal.
Tahun 2023 ditandai dengan hadirnya kembali tren flare jeans untuk menggantikan tren skinny jeans yang telah usang.
Tren flare jeans pertama kali muncul pada tahun 1960-an dan mencapai puncak popularitasnya pada tahun 1970-an. Celana jeans ini memiliki fitur kaki yang lebih lebar mulai dari lutut hingga bagian bawah. Sehingga menciptakan siluet melengkung atau “flare”.
Pernah dengar New Jeans? Girl band asal korea selatan ini cukup populer dengan gaya fashion ala remaja tahun 2000-an. Tren ini terinspirasi dari gaya busana yang sedang hype pada tahun 2000. Outfit ini umumnya mengusung tema futuristik dengan sedikit sentuhan retro. Warna outfit ini berwarna warni terkadang dengan tambahan warna metalik yang nyentrik.
Beberapa otutfit yang identik dengan Y2K seperti baby tee, crop top, denim on denim, rib cardigan, velour sportswear hingga rok mini.
Tahun 90-an adalah eranya cardigan, dan kini terulang kembali. Saat ini cardigan kembali populer, kamu bisa melihat beberapa selebritis yang terlihat mengenakan cardigan sperti Kendal Jenner dengan cardigan crop top lengan panjang yang dipadu dengan celana jeans low rise.
Bucket hat, topi dengan bentuk bundar dan tepi lebar, pertama kali menjadi tren pada tahun 1960-an. Awalnya, bucket hat dirancang sebagai topi fungsional yang digunakan untuk melindungi kepala dari sinar matahari dan hujan ringan. Topi ini sering digunakan oleh para nelayan, pemburu, dan petani karena kepraktisannya.
Bucket hat mulai naik daun dalam dunia mode, terutama di kalangan para pemuda yang mengadopsi gaya mod dan pengaruh budaya pop. Topi ini kemudian menjadi simbol gaya yang khas dalam subkultur seperti mod, hippie, dan surfer. Beberapa tokoh terkenal pada saat itu, seperti Bob Dylan dan The Beatles, terlihat memakai bucket hat, yang semakin mempopulerkannya.
Pada tahun 2023, iterasi topi bucket mencakup segala hal, mulai dari topi ember berbulu halus hingga versi elegan yang sederhana dengan bahan sutra dan kain mewah lainnya. Anda benar-benar bisa tampil kasual atau mewah dengan ini.
Artikel Terkait: Sejarah Dan Asal Usul Topi Bucket
Cargo pants adalah salah satu jenis celana bergaya militer dengan banyak kantung pada bagian sisinya. Celana kargo merupakan tren fesyen yang populer di awal tahun 2000-an. Celana ini kembali populer pada tahun 2020-an sebagai bagian dari tren fesyen ‘Y2K’, di mana tren fesyen tahun 2000-an kembali menjadi mode.
Kemeja flanel adalah jenis kemeja yang terbuat dari bahan flanel. Flanel sendiri merupakan bahan kain yang terbuat dari wool ataupun serat katun yang ditenun. Kemeja ini sukup terkenal karena memiliki tampilan kotak-kotak yang khas yang sering kita sebut sebagai pola tartan.
Kemeja flanel ini cukup trendy pada tahun 90-an, outfit ini sering kali diikat pada bagian pinggang untuk tampilan 90-an yang trendi. Tren ini juga banyak muncul dalam bentuk shackles-yang terlihat bagus sebagai atasan oversize atau outter untuk cropped tank top.
Jaket varsity mulai populer pada awal abad ke-20, sekitar tahun 1920-an. Awalnya, jaket varsity hanya dikenakan oleh para atlet perguruan tinggi dan sekolah menengah di Amerika Serikat.
Seiring waktu, jaket varsity mulai mendapatkan popularitas di luar dunia olahraga dan menjadi simbol gaya yang khas. Jaket ini menjadi populer di kalangan mahasiswa dan remaja sebagai bagian dari gaya preppy dan kebanggaan sekolah. Pada tahun 1950-an dan 1960-an, jaket varsity semakin populer melalui pengaruh budaya pop seperti film dan musik.
Jaket varsity juga menjadi tren dalam gaya streetwear dan hip-hop pada tahun 1980-an dan 1990-an. Mereka menjadi bagian dari estetika urban dan dipopulerkan oleh artis dan selebriti seperti Run-D.M.C. dan The Notorious B.I.G.
Sejak itu, jaket varsity terus menjadi tren yang berulang-ulang dalam mode. Desain dan gaya jaket ini telah berevolusi seiring waktu, dengan variasi yang lebih modern dan eksperimental. Jaket varsity terus populer di berbagai kalangan dan masih menjadi pilihan yang populer dalam fashion streetwear, gaya kasual, dan nostalgia retro.
Tertarik bikin jaket varsity? Buat disini!
Sepatu platform ini pernah populer pada era 70-an dan perlahan lahan mulai ditinggalkan. Tren platform shoes ini kembali muncul pada tahun 2019. Beberapa merek sneakers terkenal seperti Converse dengan cepat merilis sepatu platform yang telah menjadi tren fast fashion pada tahun 2020.
Y2K, Haute Couture, busana dopamine hingga streetwear telah menjadi estetika yang ada di mana mana dari musim ke musim. Hal ini karena pengaruh kehadiran sosial media yang membuat siklus mode menjadi tidak relevan. Siklus tren saat ini benar benar kacau karena kecepatan mode yang tidak mudah ditebak. Tentu saja yang paling terpengaruh adalah para perancang busana.
Menjaga sisi komersial industri, ada modal besar dan risiko sosial yang terlibat dalam membuat perubahan ekstrem dalam mode, setiap desainer atau pencipta, dengan demikian, meramalkan desain berdasarkan pada pertimbangan analisis tersebut.
Siklus mode juga sangat terpengaruh oleh perilaku dan permintaan konsumen. Ketika tren atau gaya tertentu menjadi populer, para desainer dan peritel dapat terus menciptakan desain serupa untuk memenuhi permintaan konsumen, sehingga menghasilkan siklus mode. Namun, ketidak konsistenan ini dapat menjadi hal yang menakutkan bagi para desainer untuk menyesuaikan kreativitas mereka dengan permintaan.
Terlepas dari itu, perubahan tidak dapat kita hindari. Sifat perputaran mode berarti bahwa tren akan terus berkembang dan berubah. Apa yang populer pada musim lalu mungkin saja tidak populer pada musim ini. Hal ini membuat industri ini tetap dinamis dan terus mendorong para desainer untuk menghasilkan ide-ide baru.
Bagaimanapun, industri ini harus mengatasi tantangan ini, karena sifat siklus mode bukan hanya sebuah fenomena, tetapi juga sebuah keharusan.
Baca Juga: Apa Itu Streetwear? Tren Fashion Jalanan Anak Muda Masa Kini
Bagi kamu para calon perancang busana, siklus mode bisa sangat membantu atau menjadi batu sandungan. Untuk itu berikut adalah beberapa langkah untuk meningkatkan proses desain kamu.
Saat ini mode bergerak dengan cepat, dalam beberapa kasus gaya busana tertentu bisa naik dan turun dalam waktu kurang dari beberapa tahun. Daripada mengkhawatirkan mengenai tren, sebaiknya pikirkan bagaimana cara kamu untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Misalnya saja kalau tren baju oversize sedang marak, kamu bisa mengambil langkah untuk membuat baju yang pas dan nyaman untuk memenuhi permintaan yang tidak terpenuhi
Menjadi otentik dengan diri kamu sendiri dalam desain akan menghasilkan garis mode yang kamu sukai, bukan hanya dipengaruhi oleh tren.
Rancangan kamu mungkin saka menjadi tren, namun seiring berjalannnya waktu akan menurun setelah mencapai puncak. Dan ini wajar sebagai bagian alami dari masa pakaianya. Ketika desain Anda memasuki masa keusangan, penting untuk diingat bahwa tahap siklus ini terjadi pada semua tren, bukan hanya tren kamu. Perubahan selalu terjadi dalam proses mode, dan rancangan baju kamu akan terus berkembang dan bergeser sepanjang karier kamu.
Dari ulasan diatas kita telha mepelajari berbagai alasan kenapa tren fashion selalu terulang kembali. Tren fashion dapat terulang kembali karena adanya beberapa faktor seperti rasa nostalgia, pengaruh budaya pop, pergeseran sikap dan nilai, penyebaran mode global hingga inovasi dan reinterpretasi dari para perancang busana.
Kita juga telah mempelajari bagaimana industri mode yang berubah dengan cepat, sehingga para perancang busana dituntut untuk selalu relevan dan fokus pada kebutuhan ketimbang selalu megikuti tren yang seakan tidak ada habisnya ini.
Sumber Referensi:
Baca Juga: Teori Warna Dalam Industri Fashion
Meta Description (SEO):Pesan baju PDH custom di Jogja. Ozza Konveksi sediakan bahan premium, bordir rapi,…
Meta Description (SEO):Pusat konveksi Jogja untuk pesanan minimal 12 pcs. Ozza Konveksi sediakan seragam custom,…
Meta Description (SEO):Pesan custom kemeja PDL satuan mulai dari 12 pcs di Ozza Konveksi Jogja.…
Meta Description (SEO):Konveksi dan sablon Jogja terbaik untuk custom jaket hoodie. Ozza Konveksi sediakan desain…
Meta Description (SEO):Pesan PDH custom di Jogja dengan desain sesuai kebutuhan. Ozza Konveksi sediakan bahan…
Meta Description (SEO): Custom jaket online terpercaya. Ozza Konveksi Jogja melayani desain hoodie custom, bahan…