Sejarah Kemeja Flanel: Asal Mula Dan Timeline
Kemeja kotak kotak satu ini benar benar disukai karena motifnya yang berbeda dengan kebanyakan kemeja lainnya. Tapi tahukah kamu dari mana sebenarnya kemeja ini berasal? Bagaimana ia dapat menjelma menjadi item fashion yang disukai banyak orang? Kali ini kami bakalan membahas Sejarah Kemeja Flanel hingga perkembangannya dari masa ke masa.
Apa Itu Kemeja Flanel?
Sebelum kita membahas sejarah kemeja flanel, alangkah lebih baik jika kita kenalan dulu dengan kemeja keren satu ini. Apa itu kemeja flanel? Kemeja flanel adalah pakaian yang terbuat dari kain flanel, kain ini merupakan kain tenun lembut dengan berbagai tingkat kehalusan.
Pada awalnya kemeja flannel terbuat dari carded wol, namun saat ini ada juga yang terbuat dari bahan lain seperti cotton maupun serat sintetis seperti Polyester. Kain flanel biasa digunakan untuk membuat pakaian tartan, selimut, sprei, dan pakaian tidur.
Istilah “kemeja flanel” sering keliru digunakan untuk merujuk pada kemeja apa pun dengan pola kotak-kotak atau tartan. Padahal sebenarnya ‘Flanel’ merujuk pada bahan kain dan bukan kemeja.
Tidak jelas siapa yang menamai kain ini, tetapi orang Prancis menyebutnya flannele dan orang Jerman Flanell.
Asal Usul & Sejarah Kemeja Flanel
Kemeja flanel adalah bagian dari citra ikonik penebang kayu Amerika dan telah menjadi fashion pokok Amerika sejak abad pertengahan. Dalam budaya Amerika, Kemeja kotak-kotak ini hanyalah sebagian kecil dari sejarah panjangnya. Kemeja flanel, seperti yang kita ketahui, menjadi populer di Skotlandia dan Inggris pada awal 1800-an.
kemeja flanel telah ada sejak abad ke-17. Kain ini ditenun oleh istri petani Welsh, yang telah memintal benang wol selama berabad-abad dan akhirnya menemukan bahwa jika kamu menyikat wol pada kedua sisinya, itu menjadi lebih kuat. Hal ini menciptakan kain yang lebih tebal dan lebih kuat. Kain ini tahan lama dan terinsulasi dengan baik, sementara masih lembut dan nyaman. Sehingga sempurna untuk iklim basah, dingin, dan berangin.
Bagaimana Motif Kotak-Kotak Ini Bermula?
Penambahan motif horizontal dan silang yang dilakukan dalam berbagai warna awalnya untuk mewakili wilayah penenun, dan pola ini disebut Tartan. Bahkan tartan memiliki asal-usul kuno, yang tertua dari abad ke-6 SM.
Motif ini dapat kita temukan di Austria, milik budaya Celtic. Celana tartan juga ditemukan pada mumi Tiongkok kuno dari periode yang sama selama Zaman Besi. Pola kotak-kotak sederhana pada tekstil ini menggunakan wol terang dan gelap, tetapi sangat khas dan biasanya dipakai oleh kelas masyarakat yang lebih tinggi.
Sejarah Perkembangan Kemeja Flanel Dari Masa Ke Masa
Karena daya tahan, keterjangkauan, dan kehangatannya, kain flanel dengan cepat menjadi populer di seluruh perbatasan Eropa. Pabrik wol tumbuh di seluruh Inggris dan Prancis; pada abad ke-19, produksinya berkembang berkat proses “carding” mekanis yang lebih efisien, yang digunakan oleh pabrik di seluruh Inggris selama Revolusi Industri.
Pada tahun 1889 pengusaha Amerika Hamilton Carhartt, melihat kebutuhan untuk memperbaiki seragam pekerja di Amerika Serikat, membuka pabriknya di Detroit, MI dan mulai memproduksi pakaian flanel yang keras.
Kemeja Flannel Pada Abad Ke-19
Pada akhir abad ke-19 Amerika masih dalam masa transisi. Rel kereta api ke arah barat sedang dibangun begitu juga pabrik-pabrik besar. Kain flanel, yang telah digunakan selama Perang Sipil sebagai bahan yang murah dan kuat untuk kaus dalam tentara dan mantel empat kancing sederhana, dengan mudah ditemukan sebagai bahan yang ideal untuk pekerja. Kain ini digunakan untuk membuat pakaian serikat pekerja dan overall kerja untuk pekerja kereta api dan konstruksi.
Pada pergantian abad ke-20, mungkin karena hubungannya dengan konstruksi dan orang-orang perbatasan, kemeja flanel menjadi simbol pria tangguh. Penduduk Amerika terpikat oleh mitos raksasa Paul Bunyan, mengenakan kemeja flanel kotak-kotak merah. Kisah-kisahnya yang tinggi dan kepahlawanannya menginspirasi para pekerja — terutama penebang kayu — dan anak-anak mereka.
Karena daya tahan, keterjangkauan serta kehangatannya, kain flanel dengan cepat menjadi populer di seluruh perbatasan Eropa. Pabrik wol mulai tumbuh di seluruh Perancis dan Inggris. Pada abad ke-19, produksinya berkembang berkat proses “carding” mekanis yang lebih efisien, yang digunakan oleh pabrik di seluruh Inggris selama Revolusi Industri. Pada tahun 1889, pengusaha Amerika Hamilton Carhartt, melihat kebutuhan untuk memperbaiki seragam pekerja di AS, membuka pabriknya di Detroit dan mulai memproduksi pakaian flanel.
Carhatt digadang gadang sebagai orang pertama yang menemukan bahan flanel untuk kemeja, termasuk motif kotak-kotak yang terinspirasi dari klit, bajutradisional orang Skotlandia.
Kemeja Flanel Pada Abad Ke-20
Kain flanel sekali lagi dipakai oleh militer selama Perang Dunia I, digunakan untuk membuat kaus dalam, ikat pinggang, dan tambalan yang dijahit. Saat tentara Amerika dikirim ke teater Pasifik dan Eropa pada tahun 1942, mereka masih mengenakan kain flanel, termasuk lapisan dalam yang hangat dari jaket lapangan Parsons M1941 yang terkenal.
Pada abad 20 kemeja flanel tidak hanya diproduksi untuk musim dingin saja, namun mulai disesuaikan dengan musim lainnya. Perkembangan teknologi industri juga ikut andil dalam terciptanya bahan kemeja yang tidak panas. Contohnya seperti campuran katun (cotton) dengan bahan sutera, sehingga kemeja flanel kini tidak terlalu panas dan memiliki bobot yang lebih ringan.
Pada abad yang sama pula, flanel mulai masuk ke daerah Amerika Utara. Kemeja flanel dengan motif kotak kotak ini identik dengan para pekerja lapangan seperti petani, gembala, pekerja tambang, penebang pohon dan sebagainya. Karena daya tahan bahan yang baik, kemudahan dalam hal perawatan serta kehangatannya memungkinkan para pekerja lapangan untuk bekerja pada suhu dingin dalam waktu yang lama. Sejak saat itu, para penebang pohon mulai diidentikkan dengan kemeja flanel dan sepatu boots.
Tahukah Kamu: Pada tahun 1939, Red Flannel Day dilaksanakan secara rutin di Cedar Springs, Michigan, karena kota ini terkenal dalam memproduksi sweater merah berbahan flanel. Sampai sekarang, kota ini masih merayakan Red Flannel Festival yang jatuh pada akhir pekan. Festival ini berlangsung antara bulan akhir bulan September hingga akhir pekan pertama bulan Oktober.
Sejarah Perkembangan Kemeja Flanel Pada Era Pop Kultur (Tahun 1990-an)
Kemeja flanel mulai mendapat perubahan budaya pop 1990-andengan bantuan band rocker yang menggunakan kemeja flannel. Style dan tampilan yang sederhana dari kemeja ini ternyata disukai oleh penggemar mereka. Beberapa band yang mempopulerkan gaya ini antara lain Nirvana, Alice in chains dan Pearl Jam. Style kemeja ini lebih santai ketimbang setelan flanel abu-abu yang rapi pada tahun 1950-an.
Berawal dari sinilah Kemeja flanel menjadi populer di antara penggemar mereka. Pada saat itu kamu bakalan banyak melihat anak muda yang menggunakan flanel dengan celana jeans baggy yang hype saat itu.
Perkembangan Kemeja Flanel Saat Ini
Saat ini kain flanel identik dengan pakaian luar ruangan. Kemeja kotak kotak yang dulunya kasar kini beralih menggunakan bahan katun yang lebih ringan dan kain sintetis yang lebih terjangkau. Flanel kotak-kotak juga kini merambah ke mode fashion yang lebih tinggi.
Beberapa brand besar seperti Dior, Ralph Lauren, Tommy Hilfiger juga ikut mengeluarkan produk flanel mereka. Beberapa diantaranya menjelam menjadi sepatu, tas hingga gaun wanita.
Dalam pertunjukan landasan pacu AW14 terbaru mereka, merek dari Louis Vuitton, Valentino hingga Maison Martin Margiela semuanya memamerkan setelan flanel abu-abu, yang tentunya dipengaruhi oleh kebangkitan gaya 1950-an dan 60-an yang dibawakan oleh pertunjukan seperti Mad Men.
Kesimpulan
Setelah melalui pembahasan yang panjang sekarang kamu sudah tahukan bagaimana sejarah kemeja flanel yang sesungguhnya? Mulai dari bahan wol yang dijahit oleh orang orang welsh pada abad 16 hingga menjelma menjadi item pop kultur yang digemari remaja.
Apapun itu kemeja flanel akan tetap ada dalam hati penggemarnya. Kalau kamu tertarik untuk membeli kemeja flanel mungkin kamu bisa baca artikel kami yang berjudul “Tips Memilih Kemeja Flanel Dan Cara Merawatnya“