Mengenal Batik Kawung: Sejarah, Jenis Dan Pembuatannya
Pernahkah kamu bertanya tanya batik kawung berasal dari daerah mana? Sebagai negara dengan beragam budaya, Indonesia terkenal akan motif dan jenis batik yang unik dan cantik. Salah satu motif batik yang cukup populer dan sering dipakai dalam pembuatan seragam adalah batik kawung. Lalu apa itu batik kawung? Simak penjelasan lengkapnya hanya di Ozza Konveksi
Apa Itu Batik Kawung?
Batik kawung adalah salah satu jenis motif batik tradisional yang berasal dari Pulau jawa, lebih tepatnya Jogja. Motif batik ini terdiri dari lingkaran atau bulatan bulatan berukuran sama yang saling berdekatan dan saling terkait satu sama lain secara geometris. Jika kita lihat sekilas batik ini mirip dengan buah kawung (aren atau kolang kaling).
Secara filosofis batik kawung melambangkan kesinambungan kehidupan dan kelangsungan generasi, serta memiliki makna sebagai simbol kekuasaan dan kemakmuran.
Batik Kawung Berdasarkan Asal Katanya
Ada beberapa pendapat mengenai dari mana asal kata kwung ini berasal, yaitu:
- Dalam bahasa Jawa kawung memiliki arti buah pohon aren atau kolang-kaling. Selain itu kawung juga dapat berarti daun pohin aren yang umumnya digunakan untuk melinting rokok.
- Kawung juga berasal dari kata kwangwung atau dalam bahasa Indonesia berarti kumbang tanduk.
- ada juga pendapat yang mengatakan asal kata kawung berasal dari bahasa jawa suwung, yang artinya kosong
Sejarah Batik Kawung
Menurut penelitian oleh Sutanto dan Suroto (2018), batik kawung berasal dari Zaman Mataram Kuno pada abad ke-9 Masehi. Motif ini pernah ditemukan pada relief candi di Jawa tengah dan dianggap sebagai simbol kekuasaan raja-raja Mataram.
Ada juga teori yang menyebutkan bahwa motif batik kawung pertama kali diciptakan oleh sultan Mataram ke-empat (Sultan Agung Adi Prabu Hanyakrakusuma) yang memerintah dari tahun 1613-1645. Konon katanya motif batik ini terinspirasi dari pohon aren.
Kain batik kawung dulunya merupakan pakaian anggota kerajaan di Jawa.Salah satu dokumentasi paling ikonik adalah Potret Ratu Kencana, istri Hamengkubuwono VII saat mengenakan batik kawung.
Jenis Jenis Batik Kawung
Untuk dapat membedakan Jenis jenis batik kawung, kamu bisa membedakannya dari beragam motifnya. Motif motif ini terdiri dari:
Motif Batik Kawung Berdasarkan Ukuran
Menurut sejarahnya, pemberian nama motif kawung ini berasal dari nama-nama koin yang pernah beredar pada zaman kolonial Belanda.
1. Kawung Picis
Kawung Picis merupakan salah satu motif batik yang tersusun dari bulatan bulatan kecil. Nama Picis sendiri berasal dari mata uang 10 sen yang bentuknya kecil pada zaman pemerintahan Belanda. Motif batik kawung picis biasanya memiliki warna dasar yang cerah seperti merah, hijau, atau biru, dengan lingkaran kecil putih atau hitam sebagai pola dasarnya.
Motif ini dipercaya berasal dari jaman kerajaan Majapahit, di mana lingkaran kecil pada motif ini melambangkan bulan atau rembulan, yang menjadi simbol penting dalam kebudayaan Jawa. Selain itu, batik kawung picis juga melambangkan kebersamaan dan kesatuan, karena pola lingkaran kecil yang teratur pada batik ini menggambarkan kerapatan dan keterikatan antara satu dengan yang lainnya.
Hingga kini, batik kawung picis masih menjadi salah satu motif batik yang populer di Indonesia dan sering dipakai pada acara-acara resmi maupun non-formal. Batik kawung picis biasanya dihasilkan melalui proses batik tulis atau batik cap, dan banyak dihasilkan di daerah-daerah penghasil batik seperti Solo, Yogyakarta, dan Pekalongan.
2. Kawung Bribil Atau Gidril
kawung Bribil adalah motif batik yang tersusun dari bentuk lingkaran yang lebih besar ketimbang kawung picis. hal ini sesuai dengan namanya, Bribil yaitu mata uang yang bentuknya lebih besar dari pada picis. Ada perdebatan mengenai nama Bribil, ini karena bribil berarti setengah sen dalam kamus jawa.
Sedangkan jika menilik dari sumber lain, bribil atau gidril adalah nama mata uang yang terbuat dari nikel dengan nilai lima sen. da juga sumber lain yang mengatakan bahwa bribil bernilai 25 sen.
3. Kawung Sen
kawung Sen adalah jenis batik dengan motif bulat lonjong dan lebih besar dari kawung bribil. Sumber lain mengatakan bahwa sebenarnya kawung bribil dan kawung sen adalah motif kawung yang sama dan konon terinspirasi dari koin sen, sementara itu motif kawung picis tidak.
4. Kawung Kemplung
Kawung Kemplung termasuk salah satu motif batik yang mudah untuk kita kenali karena ukurannya yang besar. Namun secara umum desain dan motif hampir sama dengan motif kawung lainnya.
Motif Batik Kawung Berdasarkan Desain
Selama berabad-abad motif batik desain batik kawung tidak mengalami perubahan yang berarti dengan sedikit modifikasi. Dan tidak mendapatkan ragam hias lain selain isen-isen.
1. Kawung Beton
Batik kawung beton adalah jenis batik dengan desain berbentuk empat bulatan dengan dua buah titik segi empat. Motif ini memiliki empat bagian yang seolah-olah berbatasan dengan garis silang antara empat bulatan. Nama beton sendiri berasal dari nama biji buah nangka dalam bahasa Jawa.
Kawung beton sendiri bermakna tentang perbuatan yang baik dan tidak selalu ditampilkan di luar.
2. Kawung Geger
Kawung Geger adalah jenis batik dengan motif dan desain kawung lebih besar dan berisi motif kawung yang lebih kecil di dalamnya. Motif batik ini cukup sakral dan hanya bisa dipakai oleh raja-raja beserta keluarga dekatnya. Hal ini berkaitan dengan sejarahnya, yakni perjanjian Ponorogo pada tahun 1813 yang memecah kesultanan menjadi kesultanan ngayogyakarta hadiningrat dan kadipaten Pakualaman.
3. Kawung Kopi / Sari
Seperti namanya, batik kawung kopi memiliki desain berbentuk bulatan lonjong pada setiap bagian motifnya dengan bentuk garis yang membelah menjadi dua, seolah-olah menyerupai biji kopi pecah. Warna batik kawung kopi ini terdiri dari warna putih dan putih kekuningan pada ornamen utama serta merah soga untuk warna konturnya.
Sedangkan warna hitam biasanya berguna untuk memberi warna pada latar belakang dalam motif kawung sari.
4. Kawung Sekar Ageng
Batik ini terdiri dari ornamen yang berbentuk empat bulatan lonjong yang mengalami sedikit modifikasi sehingga bentuknya agak persegi atau bujur sangkar. Pada setiap dekorasi memiliki tiga buah garis (sawut) dengan tiga buah titik (cecek). Bentuk ini memiliki sebutan cecek sawut.
Ciri khas lain dari motif kawung sekar ageng ini adalah terdapat isen berupa motif berbentuk belah ketupat kecil.
5. Kawung Semar
Kawung Semar memiliki desain yang terdiri dari unsur ornamen utama berbentuk empat bulatan lonjong dengan ukuran besar seperti pada kawung Beton. Dalam ornamen utamanya terdapat bentuk bulatan lonjong dengan ukuran yang lebih kecil.
Sedangkan motif isen pada kawung semar terdiri dari bentuk titik (cecek) yang ada pada lingkaran dalam bulatan kawungnya. Pada bagian tengah ornamen utama memiliki motif isen berbentuk belah ketupat yang berisi titik-titik serta beberapa titik berbentuk sederetan yang melingkar.
Motif Batik Kawung Berdasarkan Kombinasi
1. Kawung Buntal
kawung Buntal merupakan jenis perpaduan kawung picis yang berpadu dengan dengan motif bunga. Motif bunga yang terdapat motif kawung buntal adalah bunga kenikir dengn isen terdiri dari campuran motif bentuk bulat lonjong kecil yang terbagi menjadi dua bagian dalam dekorasi utamanya.
Sedangkan pada bagian tengah oranmen terdapat bentuk belah ketupat dengan ukuran yang lebih kecil.
2. Kawung Kembang
Motif dari kawung kembang ini hampir mirip dengan motif batik kawung klasik pada umumnya. Kawung kembang memiliki desain yang terdiri dari 4 buah bulatan lonjong dengan bentuk bunga (kembang). Batik ini pada jaman dahulu digunakan untuk para abdi dalem perempuan yang bekerja dalam lingkungan keraton.
3. Kawung Seling
Jika kita lihat sekilas kawung seling memiliki bentuk hampir dengan kawung kembang, karena sama sama dikreasikan menjadi bentuk bunga. Kombinasi batik kawung seling ini umumnya terbuat dari perpaduan warna yang mencolok. Perpaduan yang unik dari kombinasi kawung seling inilah yang menjadi pembeda dengan batik kawung lainnya. Ragam lain motif kawung meliputi Kawung Prabu, Kawung Putri, Kawung Putro, Kawung Ndil, dan lain-lain.
Penggunaan Batik Kawung
Batik kawung dalam lingkungan keraton merupakan salah satu batik larangan yang memiliki aturan ketat mengenai siapa yang boleh menggunakan dan kapan corak ini harus digunakan.
Saat ini karena kepopulerannya, batik kawung juga mulai dipakaia oleh masyarakat umum. Penggunaannya pun beragam, mulai dari pernikahan, penakaman bahakan hingga seragam kantor. Warna sogan (merah dan coklat) adalah corak batik kawung yang banyak digunakan dalam lingkungan profesional karena memiliki kesan berwibawa dan elegan.
Artikel Terkait: Model Baju Batik Kombinasi Kain Polos Untuk Wanita
Makna Filosofis Batik Kawung
Walupun terlihat sederhana namun ada banyak makna dan filosofi yang tersirat dari motif batik kawung. Hal ini tersirat dari nilai-nilai luhur yang terytuang dalam corak, warna bentuk dan motif batiknya.
1. Lambang Kesucian Dan Umur Panjang
Jika kita lihat secara sekilas, corak kawung terdiri dari beberapa bentuk bulat lonjong yang tertata secara geometris dan terkadang menyerupai bunga teratai atau lotus. Bunga teratai sendiri merupakan lambang kesucian dan panjang umur.
2. Lambang Persatuan
Pola pada batik kawung yang tersusun secara geometris juga dapat bermakna sebagai simbol persatuan. Ini sejalan dengan salah satu ungkapan Jawa “papat madhep limo pancer,” yang berati empat titik yang saling berhadapan dengan titik kelima sebagai pusatnya.
Keempat titik yang saling terhubung ini bermakana sebagai simbol kekautan alam semesta yang bersatu. Dengan persatuan, maka akan terciptalah kekuatan yang lebih kokoh, besar dan kuat.
3. Lambang Perlawanan Terhadap Hawa Nafsu
Seperti yang sudah kita bahs sebelumnya, kawung sendiri berasal dari kata suwung yang berarti kosong. Hal ini menyiratkan kekososngan nafsu dan hasrat duniawi untuk menghasilkan pengendalian diri yang sempurna.
Ini berarti seseorang harus bersikap netral, tidak berpihak, tidak menojolkan diri dan mengikuti arus kehidupan sesuai kehendak alam. Salah satu toko pewayangan yang sering memakai motif batik ini adalah Semar, manusia titsan dewa yang berakhlak baik dan bijaksana.
4. Sebagai Simbol Orang Yang Berguna
Motif kawung yang mirip buah aren juga dapat bermakna sebagai simbol orang yang berguna. Hal ini karena pohon aren sendiri merupakan tanaman yang memiliki banyak manfaat. Hampir seluruh bagian dari pohon aren sangat bermanfaat mulai dari bagian batang, daun, nira hingga buahnya.
Harapannya, seseorang yang mengenakan batik ini dapat menjadi pribadi yang unggul dan berguna bagi banyak orang.
Proses Pembuatan Batik Kawung
Pada dasarnya pembuatan batik kawung hampir sama dengan proses pembuatan batik lainnya, yaitu:
1. Menyiapkan Kain
Sebelum dipakai untuk membatik, kain direndam ke dalam larutan air garam kemudian dijemur hingga kering. Hal ini bertujuan agar kain lebih mudah menyerap lilin dan pewarna.
2. Menggambar Motif
pada tahap ini, gambar motif batik diaplikasikan pada kain menggunakan pensil atau spidol. Motif batik bisa menggunakan tangan secara langsung atau menggunakan strempel (cap khusus) untuk membuat pola batik yang sama pada setiap kain.
3. Aplikasi Lilin
Lilin yang terbuat dari campuran malam dan minyak kemudian diaplikasikan pada bagian kain yang tidak ingin berwarna. Sehingga motif batik tulis tetap terlihat jelas dan terpisah dari bagian kain yang diberi warna. Penerapan lilin pada kain menggunakan canting yang berbentuk seperti pensil dengan bagian ujung yang sangat halus.
4. Pewarnaan Pertama
Setelah penerapan lilin, kain kemudian direndam dalam larutan pewarna yang biasanya berwarna lebih muda atau lebih terang.
Proses pewarnaaan pertama dilakukan dengan cara merebus kain ke dalam air yang telah dicampur pewarna selama beberapa jam.
5. Pewarnaan Ulang
Setelah proses pewarnaan pertama, kain dikeringkan dan dilakukan pengulangan proses pewarnaan untuk mendapatkan warna yang lebih kuat dan tahan lama.
6. Menghilangkan Lilin
Setelah proses pewarnaan selesai, lilin dihilangkan dari kain dengan cara merendam kain dalam air panas atau menggunakan alat khusus untuk mengangkat lilin dari kain.
7. Pencucian Dan Pengeringan
Setelah itu kain melalui proses pencucian dan pengeringan, batik kawung pun siap digunakan untuk berbagai keperluan. Kain batik pun siap digunakan untuk berbagai keperluan, seperti pakaian, aksesoris, dan dekorasi.
Baca Juga: Bikin Seragam Batik Murah
Perkembangan Motif Dan Teknik Pembuatan batik Kawung Pada Era Modern
Dalam era modern saat ini, masih banyak produsen yang mempertahankan teknik pembuatan batik secara tradisional dengan menggunakan lilin dan canting. Namun, motif dan warna yang digunakan kini disesuaikan dengan tren mode yang sedang berkembang.
Beberapa desainer juga banyak menciptakan motif dan teknik baru dalam pembuatan batik kawung. Seperti penggunaan bahan kain yang lebih modern seperti katun, sutra, hingga chiffon. Dewasa ini penggunaan batik pun tidak terbatas pada pakaian saja namun juga meliputi produk aksesoris hingga furnitur.
Selain itu, teknologi digital juga telah memungkinkan pembuatan batik secara massal dengan menggunakan mesin printing. Meskipun cara ini dianggap tidak sesuai dengan tradisi dan kualitas batik tulis, namun hal ini memungkinkan produksi batik dalam jumlah yang lebih banyak dan lebih efisien.
Meskipun demikian, keindahan dan nilai budaya batik yang asli masih tetap terjaga dan terpelihara oleh para pengrajin batik Indonesia.
Kesimpulan
Berdasarkan informasi yang telah kita kumpulkan tadi, bisa kita simpulkan bahwa batik kawung merupakan salah satu jenis kain batik yang cukup populer di Indonesia. Motif kawung yang khas dengan lingkaran atau bulatan-bulatan kecil menjadi ciri khas yang membuat batik kawung sangat mudah dikenali.
Karena nilai budaya dan sejarahnya yang tinggi, kita perlu melalukan upaya untuk melestarikan dan mempromosikan batik kawung agar keberadaannya sebagai salah satu warisan budaya nasional tetap terjaga.