Jenis Jenis Serat Kain Berdasarkan Sumbernya

Secara umum kain terbuat dari sejumlah benang atau serat yang tersusun bersama menggunakan teknik tertentu seperti rajut, tenun dan felting. Jenis kain yang dihasilkan akan bervariasi tergantung dari jenis serat yang dipakai, teknik pembentukan, mesin untuk memproduksinya hingga teknik finishingnya.
Buat kamu yang lagi pingin belajar mengenai jenis jenis kain, maka sudah seharusnya kamu pahami terlebih dahulu jenis jenis serat yang dipakai dalam pembuatan sebuah kain. Pada kesempatan kali ini, Ozza Konveksi akan membahas lebih lengkap mengenai jenis jenis serat tekstil berdasarkan sumbernya. Untuk itu simak ulasan kami sampai habis!
Apa Itu Serat Kain?
Serat kain adalah unit dasar yang terdiri dari elemen eleman kecil yang membentuk suatu jaringan panjang serta utuh dari material tekstil. Serat memiliki struktur yang sangat tipis seperti rambut yang diukur dalam satuan mikron (seperseribu milimeter). Biasanya serat akan dipilin bersama untuk membentuk benang yang kemudian ditenun atau dirajut untuk membentuk kain.
Secara umum, serat kain berasal dari dua sumber, yakni serat alami dan serat sintetis atau buatan manusia. Serat bisa memiliki berbagai sifat dan karakteristik seperti kekuatan, elastisitas, daya serap dan ketahanan terhadap bahan kimia atau suhu. Kombinasi berbagai jenis serat dalam pembuatan kain akan menghasilkan karakteristik unik pada produk akhir, seperti pakaian atau bahan tekstil lainnya.
Jadi, serat tekstil adalah bahan baku dasar dan utama untuk menghasilkan berbagai jenis produk jadi tekstil. Serat yang dapat dipintal menjadi benang atau diproses menjadi tekstil seperti kain tenun, kain rajut, renda, kain kempa, kain bukan tenunan, dan sebagainya melalui metode jalinan yang tepat disebut sebagai serat tekstil.
Klasifikasi Serat Kain

Seperti yang telah kami singgung sebelumnya, ada dua klasifikasi utama serat tekstil, yaitu serat alami dan buatan, atau sintetis. Serat tekstil alami berasal dari alam, seperti dari tanaman dan hewan. Sedangkan serat tekstil sintetis adalah serat yang dibuat di laboratorium dengan bahan kimia tertentu.
Serat sintetis berfungsi untuk membantu mengisi kekosongan atau memenuhi kebutuhan spesifik yang tidak dapat dipenuhi oleh serat alami. Dengan kata lain, mereka tercipta untuk performa yang spesifik.
Tidak ada serat yang sempurna. Setiap serat pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Sehingga, pengetahuan dalam memadukan serat, benang, dan teknik menenun atau merajut dapat menciptakan kain yang sempurna untuk memenuhi kebutuhan industri.
Perbedaan Filamen Dan Staple

Saat kamu membaca artikel mengenai serat kain, terkadang kamu menemukan istilah asing seperti filamen dan staple. Lalu apa itu staple?Dan apa perbedaannya dengan filamen? Ini dia penjelasannya!
Serat staple adalah serat pendek dengan rentang panjang hingga 6 inchi yang terbentuk dari serat serat pendek untuk membentuk serat yang lebih panjang. Kebanyakan serat staple berasal dari alam seperti kapas dan wol.
Sedangkan serat filamen adalah serat yang lebih panjang berbentuk jaringan. Serat ini dapat tercipta secara alami ataupun buatan. Contoh dari serat filamen adalah benang ulat sutera, adapun hampir semua serat sintetis merupakan filamen.
Karakteristik serat staple dan serat filamen cukup berbeda. Serat staple cenderung kaku, mudah kusut, dan mudah menyerap keringat, sedangkan serat filamen cenderung halus, kuat, dan elastis.
Sejarah Penggunaan Serat Kain Dalam Sejarah Manusia
Penggunaan serat pada tekstil dan pakaian telah dimulai sejak perkembangan evolusi manusia. Pakaian pada awalnya tidak bertujuan untuk estetika, melainkan untuk melindungi diri dari suhu dan kondisi lingkungan yang keras pada saat itu. Menurut sejarah manusia telah menggunakan serat alam untuk pakaian sejak tahun 5000 – 4000 SM dengan memanfaatkan rami, kapas, sutra dan sebagainya.
Penggunaan serat alami ini cukup lama bertahan hingga era revolusi industri muncul yang akan mengubah bagaimana serat kain tercipta. Pada bagian ini kita akan mempelajari perkembangan penggunaan serat kain dalam sejarah manusia dari masa ke masa.
Zaman Prasejarah Dan Awal Peradaban
Manusia pra-sejarah pertama kali menggunakan serat dari tumbuhan dan binatang untuk membuat pakaian sederhana seperti selubung tubuh atau mantel. Mereka menggunakan serat tumbuhan seperti daun, kulit kayu dan anyaman daun untuk melindungi diri dari cuaca dan kondisi lingkungan yang keras. Dalam peradaban awal seperti Mesir Kuno dan Mesopotamia, serat alami seperti kapas dan linen digunakan untuk membuat pakaian mewah bagi kelas sosial yang lebih tinggi.
Zaman Pertengahan
Selama Zaman Pertengahan, perdagangan lintas budaya memungkinkan masyarakat untuk mendapatkan serat eksotis dari berbagai belahan dunia. Sutra dari Tiongkok dan sutra Arab menjadi komoditas yang sangat berharga di Eropa. Bahan Wol juga menjadi serat penting yang digunakan untuk pakaian dan produk lainnya, dengan berkembangnya industri tekstil di berbagai kota seperti Flandria dan Florence.
Revolusi Industri
Revolusi Industri pada abad ke-18 mengubah sepenuhnya cara serat kain diproduksi. Pengenalan mesin tenun dan mesin pabrik memungkinkan produksi massal kain yang lebih cepat dan efisien. Kapas menjadi serat yang dominan dalam industri tekstil, terutama dengan pengembangan gin kapas oleh Eli Whitney. Ini membantu mengubah lanskap ekonomi dan sosial, serta membuka pintu bagi industrialisasi lebih lanjut.
Baca Juga: Sejarah Bahan Katun & Perkembangannya Dari Masa Ke Masa
Abad ke-19 Dan Awal Abad ke-20
Abad ke-19 adalah era awal penemuan serat-serat sintetis seperti rayon dan nilon, yang membawa revolusi baru dalam industri tekstil.
Pada era inilah penemuan serat-serat sintetis seperti rayon dan nilon membawa revolusi baru dalam industri tekstil. Pada pertengahan abad ke-20, bahan-bahan seperti poliester dan spandex mulai diperkenalkan, memberikan pilihan baru dalam desain pakaian. Selama periode ini, ada juga perhatian lebih besar terhadap pengaruh lingkungan dan sosial dari industri tekstil.
Masa Kini
Industri tekstil terus berinovasi dengan pengembangan serat-serrat baru yang lebih ramah lingkungan dan berkinerja tinggi. Teknologi canggih seperti pencetakan 3D dan tekstil cerdas (smart textiles) mulai mengubah cara kita berinteraksi dengan kain. Selain itu, kesadaran akan dampak lingkungan dari industri tekstil mendorong pergeseran menuju produksi dan penggunaan serat-sarat berkelanjutan.
Macam Macam Serat Tekstil Berdasarkan Sumbernya
Umumnya serat tekstil dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis utama, yaitu serat alami dan serat sintetis atau serat buatan manusia. Berikut adalah rincian klasifikasi jenis serat berdasarkan sumbernya!
Serat Alami
Serat alami adalah bahan nonsintetis seperti rambut yang terdiri dari filamen-filamen kontinu yang berasal dari sumber sumber yang tumbuh secara alami, baik dari tumbuhan maupun hewan. Penggunaan serat alami seperti rami, hemp, jute dan kapas cukup populer karena adanya kemungkinan pencampuran dengan bahan polimer yang diperkuat dan ketersediaan serat alami yang mudah.
Tumbuhan berbahan dasar selulosa (terbuat dari selulosa), seperti kapas dan rami. Sedangkan, serat hewani berbahan dasar protein, seperti wol.
Serat Hewani
Serat hewani adalah serat yang diperoleh dari berbagai jenis binatang dan digunakan dalam pembuatan produk tekstil dan bahan lainnya. Biasanya, serat ini berasal dari bagian tubuh binatang, seperti bulu, rambut, atau sutra. Beberapa contoh serat hewani meliputi:
Wool
Wol adalah serat tekstil yang diperoleh dari bulu hewan seperti domba dan mamalia lainnya, terutama kambing, kelinci, unta llama, alpacas, vicuna, guanaco, dan bahkan sapi. Istilah ini juga dapat merujuk pada bahan anorganik, seperti wol mineral dan wol kaca, yang memiliki sifat mirip dengan wol hewan.
Baca Juga: Bahan Wool: Ciri Ciri, Jenis, Kelebihan & Kekurangan Wool
Sutra
Serat sutra diperoleh dari ulat sutra murbei (Bombyx Mori) dalam bentuk benang yang dihasilkan dari ulat tersebut saat membentuk kepompongnya. Penggunaan sutra telah lama digunakan dalam berbagai budaya selama ribuan tahun. Mulanya ditemukan pada era Tiongkok kuno, teknik produksi sutra kemudian menyebar ke berbagai negara di Asia dan seluruh dunia.
Karena proses produksinya yang lama dan rumit, sutra umumnya hanya digunakan dalam pembuatan pakaian mewah dan bebagai produk tekstil bernilai tinggi.
Bulu Binatang
Hewan hewan seperti kelinci angora, kambing atau mamalia lainnya juga sering diambil bulunya untuk dijadikan serat kain. Bulu bulu ini umumnya dipakai dalam pembuatan bahan kain yang lembut dan juga hangat.
Serat Tumbuhan
Serat tumbuhan alami adalah dinding sel yang terdapat pada bagian batang, kayu, dan daun dan terdiri dari selulosa, hemiselulosa, lignin dan aromatik, lilin dan lipid lainnya, abu, serta senyawa yang larut dalam air yang melekat dengan cara tertentu.
Katun / Cotton
Kapas adalah serat nabati yang mengelilingi biji tanaman kapas, sebuah tanaman perdu dalam keluarga Malvaceae. Serat ini umumnya diubah menjadi benang yang ditenun untuk membuat kain. Kapas telah digunakan selama ribuan tahun dalam pembuatan kain, dengan penggunaan paling awal yang diketahui berasal dari 12.000 tahun sebelum masehi di Mesir.
Klasifikasi digunakan untuk menentukan kualitas serat kapas dalam hal panjang, keseragaman, kekuatan, mikronya, dan warna. Klasifikasi (dan kualitas) kapas juga dapat dipengaruhi oleh kandungan sampah, kualitas daun, dan keberadaan benda-benda asing.
Serat Kapuk
Serat kapuk adalah serat selulosa alami dan ramah lingkungan dengan unit volume yang ringan dengan struktur berongga.
Kapuk dianggap tidak cocok untuk keperluan tekstil karena seratnya rapuh, halus, dan licin. Serat ini digunakan di industri pembuatan kasur, pelapis, produksi peralatan penyelamat jiwa, dan konstruksi penutup dan dinding yang terisolasi secara termal dan kedap suara.
Serat Rami
Rami adalah salah satu serat alami terkuat, bahkan akan semakin kuat ketika basah. Serat rami terkenal terutama karena kemampuannya untuk menahan bentuk, mengurangi kerutan, dan memberikan kilau halus pada tampilan kain. Sayangnya, rami ini tidak tahan lama seperti serat lainnya, sehingga biasanya digunakan sebagai campuran dengan serat lain seperti katun atau wol.
Serat ini mirip dengan linen dalam hal daya serap, kepadatan, dan tampilan mikroskopis. Karena kristalinitas molekulnya yang tinggi, rami bersifat kaku dan rapuh dan akan patah jika dilipat berulang kali di tempat yang sama. Rami tidak memiliki daya tahan dan elastisitas serta daya mulurnya rendah.
Serat Linen
Linen adalah bahan yang terbuat dari serat selulosa yang tumbuh dari serat tumbuhan flaks (Linum usitatissimum). Tumbuhan ini menghasilkan serat yang sangat kuat, mudah menyerap air, dan lebih cepat kering ketimbang katun. Kain linen terbuat dari serat selulosa yang tumbuh di dalam batang tanaman rami atau Linum usitatisimm, dan merupakan serat alami tertua. Kain linen sedang naik daun karena kain ini memiliki sifat yang tahan terhadap bakteri dan jamur.
Serat Abaca
Abaka adalah serat daun yang termasuk dalam keluarga tanaman pisang dengan daun yang lebih meruncing daripada Pisang dan murah serta tersedia secara melimpah. Abaka sering dikenal juga dengan Rami Manila dan merupakan serat yang keras dan termasuk ke dalam serat terkuat dari semua serat alami.
Serat abaka diekstraksi dari pelepah daun secara tradisional dengan pengupasan menggunakan proses manual atau mekanis. Daerah vulkanik cocok untuk budidaya abaka di iklim tropis Filipina. Serat ini memiliki banyak aplikasi di rumah tangga dan juga bidang teknis.
Serat Jute
Jute adalah serat alami dengan warna kilau keemasan dan halus sehingga disebut juga sebagai serat emas. Serat jute diperoleh dari kulit pohon atau kulit batang tanaman jute putih (Corchorus capsularis) dan jute Tossa (C.olitorius) merupakan salah satu serat nabati termurah.
Jute adalah serat alami yang dapat terurai secara hayati dengan beberapa keunggulan seperti: memiliki kekuatan tarik yang tinggi, konduktivitas termal yang baik, kesejukan, fungsi ventilasi. Serat jute memiliki sifat spesifik yang tinggi, kepadatan yang rendah dan tidak terlalu abrasif pada peralatan pemrosesan. Selain itu, serat ini juga memiliki stabilitas yang baik dan tidak berbahaya.
Serat Sintetis / Serat Buatan Manusia
Serat sintesis adalah serat yang terbuat dari serangkaian proses sintesis kimia yang dihasilkan melalui penelitian oleh para ilmuwan. Tujuan dari pembuatan serat sintetis adalah untuk menduplikasi peristiwa alami yang terjadi pada binatang maupun serat tanaman. Selain itu serat sintetis bertujuan untuk menghadirkan jenis serat terbaik yang tidak bisa dihasilkan oleh serat alami.
Secara umum serat sintetis terbagi menjadi Serat Dari Polimer Alami Dan Polimer Sintetis yang akan kami jelaskan secara terperici di bawah:
Serat Polimer Alami
Serat Bambu
Bambu adalah istilah sehari-hari untuk tanaman hijau berkayu raksasa yang abadi dalam keluarga rumput Poaceae. Bambu adalah serat lignoselulosa alami yang diperoleh dari batang bambu. Komposisi kimianya mirip dengan serat kulit pohon sehingga struktur dan sifatnya sering dibandingkan dengan serat kulit pohon lainnya seperti rami dan rami.
Modal
Serat Modal adalah serat kain yang dikembangkan oleh perusahaan Lenzing dan diekstrak dari kayu beech. Karaktersitik dari serat ini adalah bahanyya yang lembut dan terasa seperti sutra dengan kemampuan menyerap air hingga 50% lebih banyak daripada kapas biasa.
Lyocell (Tencel)
Serat Lyocell adalah jenis serat buatan yang dihasilkan dari selulosa alami, sering kali diperoleh dari kayu atau sumber tumbuhan lainnya. Proses produksi serat Lyocell lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan beberapa jenis serat sintetis lainnya. Serat ini memiliki beberapa karakteristik yang menguntungkan, seperti kelembutan, daya serap kelembaban yang baik, serta kemampuan untuk menghasilkan tekstil yang nyaman dan tahan lama.
Salah satu merek terkenal dari serat Lyocell adalah Tencel®, yang dikembangkan oleh perusahaan Austria, Lenzing AG. Proses produksi serat Lyocell melibatkan penggunaan pelarut organik yang mendaur ulang dan ramah lingkungan. Proses ini juga menghasilkan limbah yang lebih sedikit dibandingkan dengan beberapa metode produksi serat sintetis lainnya.
Asetate
Serat asetat adalah serat sintetis yang dihasilkan dari selulosa alami, sering kali berasal dari pulp kayu, kapas, atau serat tumbuhan lainnya. Serat asetat umumnya digunakan dalam industri tekstil untuk membuat berbagai jenis pakaian, seperti blus, gaun, rok, dan pakaian lainnya.
Proses produksi serat asetat melibatkan beberapa tahap kimia yang kompleks. Pertama, selulosa alami diubah menjadi asetat selulosa melalui reaksi dengan asam asetat. Kemudian, asetat selulosa dicairkan dalam pelarut kimia tertentu, seperti aseton atau asam asetat, untuk membentuk larutan viskus. Larutan viskus kemudian dipompa melalui alat penyemprot atau cairan pada alat berputar untuk membentuk serat. Serat ini kemudian dihilangkan pelarutnya dalam proses pencucian.
Serat Polimer Buatan
Polyester
Serat poliester adalah serat sintetik yang terbuat dari hasil polimerisasi etilen glikol dengan asam tereptalat melalui proses polimerisasi kondensasi. Polyester memiliki keunggulan dari sisi daya tahan dan harga, sehingga serat ini sangat penting untuk industri fashion.
Saat ini polyester banyak dipakai dalam campuran bahan serat alami untuk menghasilkan harga pakaian yang murah.
Baca Juga: Ciri Ciri Bahan Polyester Kelebihan & Kekurangannya
Nylon
Nilon pertama kali dikembangkan oleh Wallace Carothers dari perusahaan DuPont pada tahun 1935, dan sejak itu serat ini telah menjadi salah satu bahan dasar yang penting dalam dunia manufaktur. Serat nilon terbuat dari rangkaian unit yang ditautkan dengan ikatan peptida (ikatan amida) dan sering disebut sebagai poliamida (PA). Nilon ini pada awalnya dikembangkan untuk mengganti sutra dan pembuatan stoking wanita pada tahun 1940. Saat ini nilon lebih banyak dipakai dalam berbagai aplikasi tekstil, seperti kain, benang dan bahan parasut.
Spandeks
Spandeks atau elastane adalah jenis serat sintetis yang sangat elastis dan terbuat dari polimer sintetis rantai panjang. Serat ini umumnya dipakai dalam pembuatan pakaian olahraga, pakaian renang, pakaian dalam serta beberapa pakaian yang memerlukan daya elastisitas yang tinggi.
Salah satu kemampuan spandeks adalah kemampuannya untuk meregang hingga 5 kali lipat dari ukuran aslinya tanpa kehilangan bentuk aslinya. Namun, kekurangan spandeks adalah ia kurang tahan lama dan mudah rusak jika terkena panas atau sinar matahari secara berlebihan.
Acrylic
Akrilik adalah serat sintetis yang sangat mirip dengan wol. Menurut definisi ISO (International Standart Organization) dan BISFA (Kantor Standardisasi Serat Sintetis Internasional), serat yang mengandung minimal 85% akrilonitril dalam struktur kimianya dapat disebut sebagai “Serat Akrilik”.
Akrilik terdiri dari akrilonitril dan komonomer. Komonomer ditambahkan untuk meningkatkan kemampuan pewarnaan dan kemampuan proses tekstil dari serat akrilik. Akrilik diproduksi dengan dua sistem yang berbeda: pemintalan basah dan pemintalan kering. Serat akrilik dapat dipasok sebagai serat yang diwarnai oleh produsen baik dengan pigmentasi obat bius atau dengan sistem pencelupan jel. Serat ini dapat digunakan 100% sendiri, atau dicampur dengan serat alami atau serat sintetis lainnya.
Kevlar
Kevlar adalah serat kain yang pertama kali diciptakan oleh Stepahnie Kwolek dari DuPont. Bahan ini terbuat dari serat sintetis para-aramid dengan struktur molekul banyak ikatan antar-rantai yang membuat kevlar sangat kuat. Karena kekuatannya itulah kevlar sering dipakai dalam pembuatan pakaian anti peluru, helm, ban Sepeda motor, tali pancing, dan perlengkapan olahraga.
Bagaimana Cara Membedakan Serat Alami Dengan Serat Sintetis?
Membedakan serat alami dengan buatan bisa saja menjadi sulit, karena kebanyakan serat sintetis ini dibuat untuk meniru karakteristik dari serat alami. Dan sering kali, serat alami saat ini telah mengalami pencampuran dengan serat buatan. Salah satu tes yang dapat kamu lakukan adalah dengan melakukan tes pembakaran. Satu hal yang pasti adalah serat sintetis umumnya memiliki harga yang lebih murah ketimbang serat alami.
Tes Pembakaran / Uji Bakar
Uji bakar seperti namanya adalah sebuah tes yang dilakukan untuk mengetahui sifat sebuah serat kain dengan cara di bakar.
Pertama, pisahkan beberapa serat, kemudian bakarlah! Cara kain terbakar dan baunya dapat memberi tahhu kamu banyak hal tentang dari mana kain itu berasal.
Serat tekstil berbahan dasar tumbuhan ketika dibakar akan berbau seperti daun terbakar dan seratnya akan berubah menjadi abu seperti yang kamu temukan saat menyalakan api unggun.
Rayon, Tencel, dan Lyocell cukup rumit. Karena mereka adalah serat sintetis selulosa nabati. Ketika kita membakarnya, serat-serat tersebut akan terbakar seperti kapas dan berbau seperti daun terbakar. Jadi, kita perlu informasi lebih lanjut untuk membedakannya.
Untuk tes kedua, kamu bisa membedakan jenis kain dengan melihat panjang seratnya. Serat tekstil sintetis umumnya cukup panjang, terkadang panjangnya bisa mencapai panjang kain. Sedangkan serat alami yang berasal dari tumbuhan cenderung pendek, hanya satu atau dua inci panjangnya. Jika serat sintetis berbentuk staples maka kamu harus mengandalkan laboratorium untuk melakukan pengujian kimia.
Serat hewani, termasuk sutra, akan berbau seperti rambut terbakar. Sedangkan, serat sintetis berbahan dasar minyak bumi, seperti poliester, akan meleleh ketika dibakar, dan berubah menjadi bola-bola plastik yang keras.
Kesimpulan
Baik serat alami ataupun serat buatan memiliki keunggulan dan tantangannya masing-masing. Serat alami memiliki hubungan erat dengan sumber daya alam dan keterbatasan di alam. Sedangkan, serat sintetis sering kali dipakai karena memiliki daya tahan yang lebih baik serta ketersediaannya yang lebih stabil, meskipun memiliki dampak lingkungan yang lebih besar.
Dalam upaya menuju keberlanjutan, pengembangan serat buatan yang lebih ramah lingkungan dan inovasi dalam produksi serat alami menjadi hal penting dalam industri tekstil.