Mengenal Bahan Rayon: Kelebihan, Kekurangan Dan Penggunaannya

Mengenal Bahan Rayon

Bahan Rayon mungkin adalah satu satunya jenis kain yang sangat membingungkan. Karena ada yang menyebutnya sebagai viscose, modal, lyocell, tencel acetate atau bahkan bambu. Pada kesemptan ini kita akan membahas lebih dalam mengenai bahan kain rayon, mulai dari ciri-cirinya, kelebihan hingga kekurangannya.

Apa Itu Bahan Rayon?

Apa itu Bahan Rayon
Bahan Rayon Memiliki Tampilan Mirip Sutra

Bahan rayon adalah kain yang terbuat dari regenerasi selulosa yang berasal dari serat kayu, dan tumbuhan lainnya. Kain ini sangat lembut layaknya sutra sehingga tidak mengeherankan sering disebut sebagai tiruan sutra.

Rayon termasuk ke dalam golongan serat semi sintetis karena rayon terbuat dari selulosa murni dari pulp kayu yang diubah menjadi senyawa larut yang dipadatkan secara kimia untuk membentuk serat sintetis. Karena rayon terbuat dari polimer alami, maka rayon dianggap sebagai serat semi-sintetis

Tahukah Kamu? Menurut Komisi Perdagangan Federal (Federal Trade Commission), istilah rayon dan viscose dapat digunakan secara bergantian dan merujuk pada bahan yang sama.

Karakteristik Bahan Rayon

Tampilan Serat Rayon Dibawah Mikroskop
Tampilan Serat Rayon Di Bawah Mikroskop
  • Bahan ini cenderung terasa lebih padat dan “fluid” ketimbang katun atau linen, namun hal ini bergantung pada cara bahan tersebut diekstraksi dan dipintal.
  • Permukaan kain rayon sangat halus dengan tekstur lembut mirip katun atau linen.
  • Rayon terkenal karena memiliki tampilan permukaan yang berkilau dan mengkilat.
  • Serat rayon tidak kaku seperti bahan kanvas sehingga tidak mudah berkerut
  • Bahan rayon memiliki daya serap air yang baik serta mudah bernapas, menjadikannya bahan yang bagus untuk pakaian musim panas
  • Daya tahan dan retensi rayon viscose biasanya lebih rendah, terutama saat basah.
  • Rayon memiliki pemulihan elastis paling rendah dari semua jenis serat.
  • Serat rayon biasanya memiliki garis memanjang yang disebut lurik dan penampang melintangnya berbentuk lingkaran menjorok.
  • Benang rayon filamen bervariasi dari 80 hingga 980 filamen per benang dan ukurannya bervariasi dari 40 hingga 5000 denier.
  • Serat stapel berkisar antara 1,5 hingga 15 denier dan dikerutkan secara mekanis atau kimia.

Sejarah Terciptanya Bahan Rayon

Count Hiliare de Charonnet

Rayon pertama kali ditemukan pada akhir tahun 1800-an, ketika harga sutra mencapai titik tertinggi sepanjang masa. Sejarah Bahan rayon dimulai pada akhir abad ke-19, lebih tepatnya pada tahun 1855, dimana pada saat itu, seorang ilmuwan Prancis bernama Count Hilaire de Chardonnet menemukan proses pembuatan serat selulosa yang pertama kali disebut “silk imitation” atau imitasi sutra. Proses ini memanfaatkan serat selulosa dari kayu atau tanaman lainnya yang dilarutkan dalam larutan kimia.

Kemudian pada tahun 1894 , ahli kimia Inggris Charles Frederick Cross bersama rekannya, Edward John Bevan dan Clayton Beadle mematenkan sutra imitasi buatan mereka. Sutra imitasi ini mereka sebut sebagai “Viscose” karena produksinya melibatkan perantaraan larutan yang sangat kental.

Sejarah Terciptanya Bahan Rayon

Penggunaan bahan rayon berkembang pesat dalam industri tekstil karena kemampuannya untuk menyerap warna dengan baik, kehalusan teksturnya, dan berbagai kegunaan yang luas. Seiring berjalannya waktu, teknologi produksi rayon terus berkembang, termasuk pengembangan jenis-jenis rayon yang berbeda seperti viscose, modal, dan lyocell, yang masing-masing memiliki karakteristik dan aplikasi yang khas. Saat ini, pasar serat rayon diperkirakan akan mencapai $28 miliar pada tahun 2025.

Proses Pembuatan Bahan Rayon

Video Proses Pembuatan Rayon. Sumber: SciTech-Service

Produksi rayon melibatkan pelarutan selulosa sehingga memungkinkan serat berubah menjadi bentuk yang dibutuhkan. Ada tiga metode pelarutan yang umum dipakai dalam proses pmebuatan bahan rayon, yaitu:

  1. Metode Cuprammonium yang menggunakan larutan amoniak dari garam tembaga. Pelarutan menggunakan proses cuprammonium saat ini sudah jarang digunakan.
  2. Metode Viscose, adalah proses pembuatan rayon yang paling umum saat ini yaitu dengan menggunakan alkali dan karbon sulfida.
  3. Proses Lyocell adalah proses pembuatan rayon yang cukup mahal dengan melibatkan amina oksida untuk menghindari produksi karbon disulfida neurotoksik.

Metode Cuprammonium

Cuprammonium adalah salah satu jenis rayon yang ditemukan pada tahun 1890. Serat ini dibuat melalui proses yang melibatkan pelarutan selulosa dari pulp kayu atau serat kapas dalam larutan oksida tembaga dan amonia, dan kemudian memaksa zat tersebut melalui pemintal sehingga diekstrusi dalam filamen yang mengalami pemintalan regangan.

Hasilnya adalah benang berkilau dan sangat halus yang dapat digunakan untuk membuat kain tipis dan ringan dengan kualitas draping yang unggul. Variasi rayon ini sering dikenal dengan nama dagang “Bemberg”.

Karena dampak buruk terhadap lingkungan dari metode produksi ini, rayon cuprammonium tidak lagi diproduksi di Amerika Serikat. Prosesnya pun dianggap telah ketinggalan zaman.

Metode Viscose

Diagram Proses Pembuatan Rayon Viscose

Viscose merupakan proses pembuatan rayon yang melibatkan reaksi selulosa dengan basa kuat yang ditambah dengan karbon disulfida. Sehingga, menghasilkan turunan xantat. Xantat kemudian diubah kembali menjadi serat selulosa pada langkah berikutnya.

Umumnya metode viscose akan menggunakan kayu sebagai sumber selulosa. Penggunaan selulosa dari kayu dinilai lebih murah dan praktis secara ekonomi. Masalahnya adalah, proses ini menghasilkan limbah air dalam jumlah besar sehingga memerlukan teknologi yang lebih baru agar sedikit menggunakan air serta meminimalisir limbah.

Bahan baku viscose terutama yang berasal dari bubur kayu secara kimia diubah menjadi senyawa yang dapat larut. Larutan ini kemudian dipakasa melalui pemintal untuk menghasilkan filamen yang dipadatkan secara kimia. Proses ini harus dilakukan dengan hati-hati karena pekerja dapat terkena dampak serius dari karbon disulfida.

Tahapan Pembuatan Rayon Viscose

Secara garis besar, berikut ini adalah tahapan pembuatan Rayon Viscose:

  1. Pelarutan bubur kayu (pulp): Pulp kayu atau sumber selulosa lainnya diolah dengan larutan alkali untuk memecah bahan
  2. Penambahan karbon disulfida: Setelah itu, karbon disulfida ditambahakan kedalam campuran yang bertujuan untuk mengubah selulosa menjadi cairan kental yang kita sebut sebgai viscose
  3. Spinning: pada tahapan ini serat akan dipaksa melalui lubang-lubang kecil, mirip dengan pancuran ke dalam bak pemadatan. Proses ini menyebakan viscose mengeras menjadi serat rayon tipis
  4. Washing dan Finishing: Serat rayon kemudian dicuci untuk menghilangkan bahan kimia dan menjalani berbagai perawatan untuk mencapai sifat yang diinginkan seperti kekuatan, tekstur, dan kilau.

Tahukah Kamu? Untuk membuat serat viscose kandungan selulosa dalam pulp harus bberkisar 87–97%.

Proses Lyocell

Diagram Proses Pembuatan Rayon Lyocell

Proses lyocell bergantung pada pelarutan produk selulosa dalam pelarut, N-metil morfolin N-oksida (NMMO). Berbeda dengan metode viscose, proses lycocell tidak menggunakan karbon sulfida yang sangat beracun. “Lyocell” saat ini telah menjadi merek dagang umum dan digunakan untuk merujuk pada proses lyocell untuk membuat serat selulosa.

Tahapan Pembuatan Rayon Lyocell

Lyocell atau sering juga disebut dengan tencel adalah alternatif bahan rayon yang lebih ramah lingkungan ketimbang viscose. Berikut ini adalah tahapan pembuatan rayon lyocell secara garis besar:

  1. Pelarutan pulp: Sama persis dengan viscose, pembuatan lyocell dimulai dari melarutkan pulp kayu yang memiliki kandungan selulosa tinggi
  2. Penambahan NMMO: Lyocell menggunakan bahan kimia pelarut yang disebut dengan N-methylmorpholine N-oxide (NMMO) untuk melarutkan selulosa. Larutan ini kita kenal sebagai “dope”
  3. Spinning: Larutan dope kemudian disaring dan didorong melalui pemintal, seperti pancuran, untuk membentuk serat tipis. Saat selulosa muncul, paparan udara memadatkan selulosa kembali ke bentuk aslinya
  4. Washing dan Finishing: Sama seperti viscose, serat Lyocell dicuci secara menyeluruh untuk menghilangkan sisa NMMO. Kemudian, serat lyocell menjalani proses finishing untuk mencapai karakteristik yang diinginkan

Hingga saat ini, Proses lyocell belum banyak digunakan karena lebih mahal ketimbang proses viscose.

Jenis Jenis Bahan Rayon

1. Rayon Viscose

Kain Rayon Viscose

Seperti yang telah kita jelaskan sebelumnya, rayon viskosa adalah jenis kain semi sintetis yang terbuat dari pulp kayu dengan campuran karbon disulfida. Kain ini paling banyak digunakan dalam industri tekstil dan rumah tangga untuk pembuatan tirai, kain penutup, taplak meja, sprei, bahan pakaian dan sebagainya.

Rayon viskosa meiliki ketahanan yang baik terhadapa panas, sehingga bisa kamu setrika tanpa khawatir kana rusak. Hanya saja, jika terlalu sering terpapar panas rayon viscosa cenderung akan berwarna kuning.

2. Rayon Lyocell

Kain Rayon Lyocell

Viscose adalah bahan rayon yang murah dan denan karakteristik kain yang lembut seperti sutra. Sayangnya, proses pembuatan viscose ini sangat tidak ramah lingkungan, sehingga Lyocell hadir menjawab permasalahan tersebut.

Kain Lyocell adalah kain semi sintetis yang ramha lingkungan dengan tekstur kain sangat halus, lembut dan mirip dengan sutra. Kain ini termasuk ke dalam kategori kain mewah karena proses pembuatannya yang rumit dan juga mahal, sehingga tidak mengeherankan hanya sedikit produsen yang membuat pakaian menggunakan bahan ini.

3. Rayon Kupramonium

Kain Rayon Kuprammonium

Rayon kuprammonium adalah regenerasi dari serat selulosa yang dilarutkan pada larutan amonia dan tembaga oksida. Kain ini sangat ringan dan halus sehingga banyak dipakai untuk membuat pakaian wanita, kaos kaki dan juga pakaian dalam. Karena dampak negatif terhadapa lingkungan yang terlalu besar pembuatan rayon kuprammonium sudah sagat jarang kita temui.

4. Rayon Asetat & Triasetat

 Ada dua kategori utama rayon asetat, yaitu: asetat dan triasetat.

Serat asetat terbuat dari selulosa yang telah diasetilasi, dengan setidaknya 92% dari grup hidroksil yang diasetilasi. Sementara itu, triasetat terbuat dengan cara mengasetilasi selulosa murni menggunakan asam asetat dan anhidrida untuk menghasilkan triasetat.

Rayon asetat memiliki elastisitas yang baik, namun tidak cukup untuk memberikan ketahanan kusut yang baik. Serat ini juga dikenal sebagai konduktor panas yang buruk tetapi merupakan isolator panas yang baik. Rayon asetat banyak digunakan dalam industri tekstil, termasuk untuk tirai, pelapis, dan pakaian, karena kelembutannya, kilau, kenyamanan, dan kemampuan bernapas.

Kombinasi Serat Rayon Dengan Bahan Lainnya

Bahan rayon juga seringkali dikombinasikan dengan jenis bahan lainnya untuk mendapatkan karakteristik kain yang diinginkan. Berikut ini adalah beberapa jenis-jenis rayon kombinasi yang umum dalam industri tekstil dan garment:

1. Rayon Spandek

Rayon Spandex

Bahan rayon spandek adalah jenis bahan yang terdiri dari campuran 95% rayon dan 5% spandek. Kain ini lebih banyak dipakaiuntuk pembuatan baju olahraga, kaos, gamis dan jilbab. Rayon spandek memiliki tekstur kain yang lembut, lentur, elastis dan sangat fleksibel. Sehingga kain ini sangat cocok untuk pembuatan pakaian fit to body yang pas memberntuk tubuh.

Baca Juga: Bahan Rayon Spandek, Ciri-Ciri, Kelebihan & Dan Kekurangannya

2. Rayon Polyester

Rayon Polyester

Kain rayoon polyester atau rayon PE adalah jenis kain yang terbuat dari campuran serat polyester dan rayon. Kandungan polyester pada rayon dimaksudkan agar harga bahan bisa menjadi lebih murah. Rayon Polyester mungkin tidak sehalus dan selembut rayon asli namun kain ini jauh lebih kuat dan tidak mudah sobek. Karena kurang bernapas kain ini kebanyakan dipakai untuk membuat pakaian murah dan pakaian olahraga.

3. Rayon Jersey

Rayon Jersey

Rayon jersey adalah jenis bahan yang terbuat dari campuran kain rayon dan bahan jersey yang terbuat dari katun atau wool. campuran kedua bahan ini menghasilkan kain yang sangat lembut, fleksibel, menyerap keringat dan menyerap kelembapan dengan baik.

4. Rayon Crinkle

Rayon Crinkle

Rayon Crinkle adalah jenis kain dengan tekstur permukaan yang kusut dan berkerut tidak rata seperti pemukaan kulit jeruk. Untuk memproduksi kain dengan tekstur seperti ini, kain dimasukkan ke dalam proses creping. Kain yang dihasilkan dari proses ini bisa menjadi bahan crinkle, crepe atau seersucker.

Baca Juga: Bahan Crinkle Airflow: Jenis, Kelebihan & Kekurangannya

Kelebihan Bahan Rayon

  1. Daya serap tinggi: bahan rayon sangat cocok untuk pakaian musim panas dan wilayah tropis, karena mudah menyerap kelembapan.
  2. Variasi warna yang beragam: salah satu kelebihan bahan rayon adalah kamu bisa menemukan kain ini yang tersedia dalam banyak warna. Sehingga memudahkan kamu dalam membuat produk pakaian.
  3. Halus dan lembut: karena terbuat dari serat selulosa, rayon memiliki permukaan kain yang sangat halus dan lembut seperti layaknya sutra.
  4. Murah: Jika dibadingkan dengan sutra, pembuatan rayon jauh lebih murah. Harga kain rayon juga cukup terjangkau untuk semua kalangan.
  5. Pori-pori lebar: kain rayon terkenal akan kemampuan breathabilitynya yang baik, Hal ini karena rayon memiliki pori-pori kain yang lebih lebar ketimbang jenis kain lainnya. itulah sebabnya kamu akan selalu merasa sejuk dan tidak gerah walu berada di bawah terik sinar matahari sekalipun.
  6. Mudah dikombinasikan dengan serat lainnya.
  7. Bahannya ringan

Kekurangan Bahan Rayon

  1. Kain rayon mudah kusut dan luntur
  2. Menimbulkan bau: perawatan kain rayon yang tidak benar dapat membuat rayon menimbulkan bau tidak sedap. Apalagi jika pakaian rayon kamu tidak dikeringkan dengan benar.
  3. Kain sangat tipis: Rayon termasuk kedalam jenis bahan yang sangat tipis sehingga dapat menerawang atau tembus pandang. Maka berhatihatilah saat membeli bahan rayon, pilihlah kain yang agak tebal jika kamu ingin membuat baju luar ruangan. Tapi kalau kamu nyari “baju dinas malam” ya bolehlah make rayon yang tipis.
  4. Mudah kusut dan luntur: kelemahan rayon selanjtunya adalah bahan ini gampang sekali kusut sehingga mungkin memerlukan penyetrikaan yang lebih sering. Selain itu, kain ini sangat mudah luntur sehingga perawatannya tidak sembarangan.
  5. Gampang sobek dan rusak
  6. Proses produksi yang rumit: Dalam skala industri, pembuatan kain rayon cukup sulit dan memerlukan proses yang panjang. Itulah sebabnya hanya sedikit produsen yang membuat kain ini.

Penggunaan Bahan Rayon

Penggunaan Bahan Rayon
Penggunaan Rayon Meliputi Pakaian, Bed Cover, Gorden Hingga Handuk

Karena teksturnya yang halus serta tampilannnya yang mewah membuat kain ini populer sebagai industri tekstil.

  • Pakaian wanita: Rayon memiliki tingkat jatuh yang baik sehingga bagus untuk membuat pakaian yang mengalir seperti gaun, rok dan blus. Sifatnya yang drapey juga membuatnya ideal untuk tirai.
  • Pakaian mewah: Tingkat kehalusan dan tampilannya yang mirip sutra menjadikan rayon tepat untuk pembuatan pakaian mewah.
  • Pakaian Olahraga: rayon spandeks cukup populer digunakan untuk embuat baju olahraga yang fleksibel namun tetap bernapas.
  • Tekstil rumah tangga: sprei, sarung bantal, tirai, handuk

Tips Perawatan Bahan Rayon

Cara Perawatan Pakaian Berbahan Rayon

1. Cuci Menggunakan Tangan

Rayon termasuk ke dalam salah satu jenis pakaian yang tidak boleh dicuci menggunakan mesin cuci. Bahan rayon yang tips dan rapuh akan mudah rusak jika menggunakan putaran msein yang terlalu kuat. jadi, sebaiknya cuci pakaian yang terbuat dari rayon menggunakan tangan.

pastikan juga kamu mengetahui campuran serat yang ada pada pakaian rayon. Kamu juga bisa melihat panduan perawatan yang tertera pada label pakaian kamu.

2. Hindari Menyikat Kain Rayon

Jika kamu memutuskan mencuci pakaian rayon menggunakan tangan, hindarilah menggunakan sikat karena dapat merusak serat kain. Sebaiknya kucek secara perlahan pakaian yang terbuat dari rayon agar tidak cepat rusak. Hindari juga menggunakan pemutih karena kandungan bahan kimianya dapat merusak serat kain

3. Keringkan Secara Manual

Setelah selesai mencuci keringkan pakaian kamu dengan cara diangin anginkan. jangan jemur pakaian yang terbuat dari rayon dibawah sinar matahari langsung karena dapat membuat warnanya cepat memudar.

4. Setrika Dengan Suhu Rendah

Kain rayon sangat rentan terhadap panas, sehingga kamu perlu berhati-hati saat menyetrika pakaian yang terbuat dari rayon. Pakailah strika dengan pengaturan suhu rendah agar serat tidak mudah rusak. Kamu juga bisa menambahakan kain pelapis sebelum menyetrika agar pakaian kamu lebih awet.

Sumber Rerferensi

  • The Editors of Encyclopaedia Britannica. “Hilaire Bernigaud, Count De Chardonnet | Synthetic Fibers, Rayon, Nylon.” Encyclopedia Britannica, 8 Mar. 2024, www.britannica.com/biography/Louis-Marie-Hilaire-Bernigaud-comte-de-Chardonnet.
  • —. “Rayon.” Wikipedia, 22 Mar. 2024, en.wikipedia.org/wiki/Rayon.