Bahan Linen: Jenis, Karakteristik & Keunggulan Kain Linen

Bahan Linen

Apa Itu Bahan Linen?

Bahan linen adalah kain ringan dan sangat kuat yang terbuat dari ekstraksi serat tanaman rami atau flax dengan nama ilmiah “Linum Usitatissimum“. Kain linen umum digunakan dalam pembuatan taplak meja, kemeja, gaun, blus, handuk, serbet dan seprai.

Bahan linen termasuk kedalam golongan serat alami yang tahan terhadap abrasi dan panas. Selain itu, serat linen lebih kuat 2 – 3 kali lipat ketimbang serat katun. Linen memiliki total 216 benang lusi per cm sementara dibandingkan kain tenun yang hanya memiliki 140 benang lusi per cm.

Sejarah Terciptanya Bahan Linen

Sejarah Bahan Linen

Sejarah penggunaan linen telah ada sejak 36.000 tahun yang lalu oleh masyarakat Neolitikum di Eropa. Oleh karena itu, linen termasuk salah satu tekstil tertua yang pernah dibuat oleh manusia.

Berdasarkan bukti sejarah yang ada, penggunaan linen sangat populer pada era Mesopotamia kuno. Pada saat itu, kain linen kebanyakan digunakan oleh kelas penguasa. Iklim mesir yang panas pada saat itu membuat linen menjadi salah satu kain terbaik untuk pakaian karena sifatnya yang bernapas serta memiliki retensi kelembapan yang baik.

Bahkan, orang Mesir Kuno terkadang menggunakan linen sebagai jenis mata uang yang sah. Kain ini juga digunakan untuk membuat kain kafan pemakaman dan pembungkus mumi.

Bangsa Yunani Kuno menggunakan linen untuk membuat pakaian dan peralatan rumah tangga, dan bangsa Fenisia kemudian memperkenalkan produksi linen ke Eropa Barat. Namun, catatan sejarah menunjukkan bahwa tidak ada upaya dari pihak penguasa Eropa untuk mengatur produksi rami di kalangan masyarakat petani hingga abad ke-12 Masehi.

Kemudian, Irlandia menjadi pusat produksi linen Eropa, dan pada abad ke-18, kota Belfast dikenal sebagai “Linenopolis” karena perdagangan linen yang berkembang pesat. Linen tetap populer selama era kolonial, tetapi karena produksi kapas menjadi lebih murah dan lebih mudah, peran sentral yang dulu dipegang oleh linen dalam ekonomi tekstil Eropa berangsur-angsur berkurang.

Karakteristik Bahan Linen

Karakteristik Bahan Linen

Linen memiliki ciri khas dan karakteristik yang mudah dibedakan dengan jenis bahan lainnya. Berikut adalah beberapa karakteristik kain linen:

  1. Jenis serat: Linen terbuat dari serat alami yang berasal dari tumbuhan rami.
  2. Jumlah benang: Variasi jumlah benang (thread count) pada kain linen berkisar antara 200 – 2000 TC
  3. Menyerap kelembapan sangat tinggi
  4. Kuat dan tahan lama
  5. Tekstur kasar namun tetap terasa lembut.
  6. Warnanya cenderung natural
  7. Memiliki bobot yang ringan

Proses Pembuatan Bahan Linen

Serat linen dihasilkan dari serat tumbuhan batang tanaman flax setelah mengalami proses retting dan pemisahan serat. Proses ini melibatkan perendaman batang tanaman dalam air untuk memecahkan perekat alami yang mengikat serat dan duri. Setelah retting, serat dipisahkan, disuling, dan diolah menjadi benang atau kain.

Berikut adalah penjabaran lengkap mengenai proses produksi bahan linen!

1. Penanaman Dan Pemanenan Tanaman Rami (Flax)

Tanaman flax dipanen ketika masih muda dan bunga telah berwarna kuning keemasan. Panen biasanya dilakukan secara manual untuk memastikan serat tidak terlalu terkontaminasi oleh tanah. Proses panen dilakukan setelah batang tanaman mencapai ketinggian 60-100 cm, biasanya sekitar 100 hari setelah masa tanam.

2. Retting

Setelah tanaman rami di panen, tanaman ini kemudia memasuki proses retting. Apa itu retting? Retting merupakan proses degradasi komponen-komponen yang melekatkan serat-serat selulosa yaitu pectin, hemiselulosa, lignin, dan pengotor lain tanpa merusak serat selulosa. Proses ektrasi serat dalam kulit batang tanaman juga dilakukan pada rosela, rami, linum, bambu dan tanaman serat lainnya.

Ada dua jenis Retting, yaitu:

  1. Retting Air: Batang direndam dalam air selama beberapa hari atau berminggu-minggu, memungkinkan mikroorganisme alami memecah perekat alami.
  2. Retting Tanah: Batang diletakkan di lapangan atau tanah lembab, memungkinkan retting alami melalui pengaruh cuaca.

3. Pemisahan Serat (Scutching)

Setelah proses retting, serat kemudian dipisahkan dengan cara dipukul-pukul untuk memisahkan serat dari bagian kayu (shives).

4. Hackling

Setelah serat dipisahkan, serat rami kemudian disisir (combing) dengan alat khusus. Serat staple panjang akan digunakan dalam pembuatan pakaian, sedangkan staple pendek dipakai untuk pembuatan benang atau kertas.

5. Pemintalan

Serat rami kemudian dipintal dengan tangan atau mesin untuk menghasilkan benang

6. Proses Penenunan

Benang linen kemudian ditenun untuk menghasilkan lembaran kain. Proses tenun dapat melibatkan berbagai teknik seperti plain weave, twill weave, dan satin weave. Jenis tenunan ini akan menentukan tekstur kain, drape hingga ketahanan kain.

7. Pewarnaan

Setelah menjadi lembaran kain, kain linen kemudian diwarnai. Ada beberapa metode yang dapat digunakan, yaitu:

  • Pencelupan: Kain direndam dalam larutan pewarna.
  • Pencelupan Semprot: Pewarna disemprotkan pada kain.
  • Pewarnaan Printing: Pewarna diterapkan pada kain dengan metode cetak.
  • Pewarnaan Reservasi (Resist Dyeing): Beberapa bagian kain dijaga dari kontak dengan pewarna, menghasilkan pola atau desain tertentu.

8. Finishing Dan Quality Control

Tahap terakhir dari proses produksi kain linen adalah dengan melakukan pengecekan secara menyeluruh. Produsen akan menerapkan quality control yang ketat untuk memastikan kain yang diproduksi telah sesuai dengan standar dan layak untuk dipasarkan.

Kelebihan Dan Kekurangan Bahan Linen

Kelebihan Dan Kekurangan Bahan Linen

Tertarik untuk membeli pakaian berbahan linen? Sebaiknya kamu pahami dulu keunggulan bahan linen serta kekurangannya terlebih dahulu!

Kelebihan:

  • Kuat dan tahan lama: serat linen terkenal akan kekautannya yang melebihi katun hingga 3 kali lipat. Sehingga sangat ideal untuk pembuatan produk pakaian atau garmen yang membutuhkan kekuatan
  • Kainnya Lembut: kain linen walupun kuat tapi tetap lembut sehingga nyaman untuk penggunaan sehari-hari
  • Breathable: linen adalah salah satu jenis bahan yang memiliki kemapuan sirkulasi udara yang baik. Inilah sebabnya kamu gak akan merasa kepanasan ketika memakai pakaian yang terbuat dari linen.
  • Menyerap air: Linen mampu menyerap kelembapan dengan baik, sehingga cocok untuk iklim tropis dan panas
  • Antibakteri dan anti jamur: Bahan kain linen sangat cocok untuk kamu yang memiliki kulit sensitif. Serat rami juga dapat menekan pertumbuhan bakteri dan jamur secara alami.
  • Kain ini ideal untuk bekerja di suhu tinggi, karena kain ini membuat kita tetap merasa sejuk.
  • Kualitas insulasi membuatnya dapat beradaptasi dengan baik terhadap iklim, sehingga cocok digunakan kapan saja sepanjang tahun, menjamin suhu yang optimal.
  • Kain linen cepat kering, sehingga siklus pencuciannya lebih singkat.
  • Biodegradable. Kain linen sangat mudah terurai karena menggunakan serat aalami. Sehingga lebih ramah lingkungan.

Kekurangan:

  • Gampang kusut: kain linen sangat mudah kusut, sehingga memerlukan perawatan ekstra.
  • Penyusutan: Linen termasuk salah satu jenis kain yang mudah menyusut setelah beberapa kali pencucian.
  • Kaku: Bahan linen termasuk bahan yang kaku dan kurang fleksibel
  • Harga lebih tinggi: Jika kita bandingkan dengan kain katun, linen termasuk cukup mahal harganya.
  • Linen tidak tersedia secara umum seperti katun dan kain sintetis. Memproduksi bahan kain linen membutuhkan proses manufaktur yang menghabiskan banyak waktu.

Jenis Jenis Linen

1. Linen Damask

Linen damask adalah kain yang ditenun dengan alat tenun jacquard menggunakan kombinasi tenunan polos dan satin. Kain ini memiliki tekstur yang halus dengan pola yang dapat dibolak-balik. Linen damask sering kali menampilkan desain yang rumit dan biasanya digunakan untuk serbet dan taplak meja.

varian lain dari linen damask adalah venice linen dengan ciri khas motif bunga yang besar serta tirai yang halus dan anggun.

2. Linen Tenunan Polos (Plain-Woven Linen)

Linen tenunan polos memiliki karakteristik tenunan yang relatif longgar. Kain ini memiliki daya tahan serta daya serap yang baik sehingga sering dipakai dalam pembuatan handuk, serbet dan kain lap kaca.

3. Loosely Woven Linen

Linen tenunan longgar memiliki karakteristik serat dengan daya serap yang tinggi, namun memiliki durabilitas yang rendah. Itulah sebabnya kain ini lebih cocok untuk pembuatan popok bayi dan pembalut.

4. Linen Terpal (Sheeting Linen)

Kebanyakan pakaian yang terbuat dari linen biasanya menggunakan sheeting linen karena permukaannya yang tidak bertekstur, lembut serta tenunannya rapat. Kain ini umumnya memiliki jumlah benang yang lebih tinggi daripada jenis linen lainnya.

5. Holland Linen

Holland linen adalah variasi lain dari linen tenunan polos yang tidak melalui proses pemutihan. Kain ini terbuat dari campuran kanji dan minyak untuk memberi hasil akhir yang buram. Awalanya, nama “Holland” diterapkan pada linen tenunan polos yang diimpor dari benua Eropa, terutama yang diperoleh dari Belanda.

6. Cotton Linen

Cotton Linen adalah kain dengan campuran katun dan linen dengan presentase 50/50. Kandungan katun bisa memberikan kesan halus dan mengurangi kusut. bahan linen cotton sangat cocok untuk pembuatan gaun, jaket, rok, celemek.

7. Polyester Linen

Polyester linen adalah kain linen campuran polyester. Bahan poliester sering ditambahkan pada serat linen untuk mengurangi biayas serta mengurangi kadar kerutan dalam kain linen.

8. Linen Kasar

Rough linen atau linen kasar adalah kain yang lebih mudah menyerap dan tahan lama yang diproduksi dengan serat yang lebih kasar. Desainnya datar, tanpa pola, dan digunakan untuk celana panjang serta pakaian kerja pada umumnya.

Penggunaan Bahan Linen

Penggunaan Bahan Linen

Bahan linen memiliki berbagai kegunaan yang luas dan sering digunakan dalam berbagai keperluan. Berikut adalah beberapa contoh penggunaan linen:

  1. Pakaian: kemeja, blus, rok, gaun, blazer, jumpsuit, celana.
  2. Perlengkapan rumah tangga: selimut, seprai, sarung bantal, taplak meja, tirai, handuk, keset hingga kain lap
  3. Kerajinan tangan: tas, bungkus hadiah, dekorasi rumah, kertas linen, kanvas lukis
  4. Penggunaan khusus: perban, pembalut, kain kafan, benang jahit untuk sepatu

Cara Merawat Bahan Linen

Pakaian yang terbuat dari linen memerlukan perawatan khusus agar terjaga keawetannya. Berikut adalah tips perawatan bahan linen yang bisa kamu coba!

1. Gunakan Air Dingin

Kain linen walaupun kuat namun rentan terhadap penyusutan. Jadi, sebaiknya gunakan air dingin saat mencuci pakaian yang terbuat dari linen. menggunakan air hangat dapat membuat kain linen cepat menyusut.

2. Hindari Gunakan Pemutih

Kandungan pemutih pakaian bisa merusak serat kain linen dan membuatnya menjadi kaku. Jadi sebaiknya cuci kain linen dengan seterjen yang lembut agar tidak cepat merusak kain.

3. Menjemur

Sebaiknya jemur pakaian berbahan linen pada bawah terik matahari dan hindari menggunakan pengering untuk mencegah serat kain cepat rusak. Balikkan kain agar bagian permukaan terjaga warnanya.

4. Menyetrika

Jika kamu ingin menyetrika pakaian berbahan linen, sebaiknya gunakan alas pada atas kain linen untuk menghindari kontak langsung dengan setrika. Hal ini untuk mencegah warna kain cepat pudar karena terkena panas berlebih. laternatif yang lebih dari setrika adalah kamu bisa menggunakan steamer atau setrika uap untuk menghilangkan kerutan dan kusut pada kain linen.

5. Penyimpanan

Saat akan menyimpan pakaian linen, sebiknya gantung pakaian kamu di dalam lemari! Hindari melipat pakaian yang terbuat dari linen karena dapat membuat pakaian lebih mudah kusut.

Nah, itu dia beberapa informasi menarik seputar jenis, karakteristik dan kelebihan bahan linen. Buat teman teman yang kebetulan lagi nyari tempat bikin seragam berkualitas, hanya Ozza Konveksi tempatnya!

Banner Bikin Seragam