Apa Itu Slow Fashion? Gerakan Keberlanjutan Dalam Industri Fashion

Apa Itu Slow Fashion

Kalau kemarin kita sudah membahas mengnenai apa itu industri fast fashion dan dampaknya terhadap linkungan. Mungkin kamu bertanya tanya apakah ada yang namanya slow fashion?Jawaban singkatnya, yup, ada. Lalu apa itu slow fashion? Bagaimana gerakan ini dapat membantu mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh industri pakaian saat ini? Temukan jawabannya hanya di Ozza konveksi.

Permasalahan Industri Fast Fashion

Seperti yang kita ketahui industri fast fashion adalah model bisnis pakaian yang mengikuti tren mode terbaru. Para pelaku bisnis ini kemudian memproduksinya secara masal dengan biaya murah kemudian dibawa ke toko ritel saat permintaan sedang tinggi.

Limbah Pakaian Industri Fast Fashion

Masalahnya adalah industri ini menimbulkan dampak yang serius terhadap lingkungan bahkan hingga sosial. Beberapa permasalahan seperti polusi, limbah pakaian, hingga eksploitasi pekerja adalah salah satu dari banyak dampak yang ditimbulkan oleh industri pakaian cepat ini.

Misalnya, Zara sendiri memproduksi sekitar 840 juta potong pakaian untuk dijual kembali melalui 6.000 tokonya di seluruh dunia setiap tahun. Sebagian besar dilakukan oleh para pekerja dengan upah yang rendah.

Artikel terkait: Apa Itu Fast Fashion? Apa Dampak Yang Ditimbulkan?

Apa Itu Slow Fashion?

Sederhananya, slow fashion merupakan kebalikan dari fast fashion. Slow fashion mencakup kesadaran dan pendekatan terhadap fashion yang mempertimbangkan proses dan sumber daya yang dibutuhkan untuk membuat pakaian.

Gerakan ini menganjurkan untuk membeli pakaian berkualitas lebih baik yang dapat bertahan lebih lama, dan menghargai perlakuan adil terhadap manusia, hewan, dan lingkungan ini di sepanjang jalan.

Dalam hal kaitannya dengan sustainable atau ethical fashion, slow fashion memiliki banyak kemiripan. Ini adalah gerakan dengan mengikuti pedoman yang sama dengan gerakan keberlanjutan. Perbedaan utamanya adalah slow fashion lebih spesifik dalam mengurangi konsumsi dan produksi.

Awal Mula Terciptanya Slow Fashion Dan Evolusinya

Kate-Fletcher

Gerakan slow fashion adalah reaksi terhadap pesatnya ekspansi industri fast fashion. Orang-orang mulai menyadari ketidakstabilan model fast fashion-mulai dari eksploitasi pekerja garmen hingga polusi. Namun, fesyen tidak selalu seperti ini, dan slow fashion bertujuan untuk membawa kita kembali ke tempat awalnya, sebelum Revolusi Industri.

Dalam beberapa dekade terakhir ini, gelombang perubahan telah melanda industri fashion. Semakin banyak merek yang menolak prinsip-prinsip fast fashion dan memilih pendekatan yang lebih berkelanjutan untuk membuat pakaian.

Istilah ‘slow fashion’ muncul oleh Kate Fletcher dari Centre for Sustainable Fashion, mengikuti fenomena gerakan slow food. Seperti halnya gerakan makanan lambat saji, Fletcher melihat perlunya kecepatan yang lebih lambat dalam industri fashion.

Diagram Pemakaian Pakaian Dalam Industri Fashion Saat Ini

Slow fashion menentang model fast fashion yang muncul sekitar 20 tahun yang lalu, di mana pakaian menjadi lebih murah, dan siklus tren menjadi lebih cepat. Dengan merek-merek seperti H&M yang membakar banyak ton garmen yang tidak terjual per tahun meskipun ada upaya keberlanjutan yang berkelanjutan untuk menutup lingkaran dalam mode, jelaslah bahwa filosofi ini adalah bagian penting dari gerakan secara keseluruhan.

Meskipun Fletcher mempresentasikan slow fashion sebagai peluang untuk menciptakan hubungan sinergis antara perancang, produksi, dan konsumen, slow fashion telah berkembang dari waktu ke waktu dan mencakup lebih banyak lagi. Slow fashion tidak lagi hanya teori tentang koneksi dan produk yang lebih baik; sekarang, slow fashion melibatkan gaya hidup konsumen dan produksi yang etis.

Ketika pembeli yang teliti belajar lebih banyak tentang praktik-praktik yang merepotkan di dalam industri fesyen, lingkaran keberlanjutan semakin dekat. Saat ini, istilah “berkelanjutan”, “lambat”, “etis”, dan “eco-fashion” digunakan secara sinonim seiring dengan semakin sadarnya dunia tentang betapa saling berhubungannya gerakan-gerakan ini. Media sosial hanya membantu merek slow fashion, seperti Sezen Musa atau Cultural Fibers, menjangkau lebih banyak konsumen.

Ciri Ciri & Karakteristik Slow Fashion

  • Pakaian terbuat dari bahan berkualitas tinggi dan berkelanjutan seperti linen
  • Lebih mengutamakan pakaian yang dapat bertahan lama ketimbang sekedar “trendi”
  • Umumnya dijual lewat toko toko kecil ketimbang toko besar / ritel
  • Pakaian yang bersumber, diproduksi, dan dijual secara lokal
  • Koleksi pakaian slow fashion cenderung dirilis dua atau tiga kali per tahun. Bahkan ada juga yang tidak mengikuti musim.
  • Sering dibuat berdasarkan pesanan untuk mengurangi produksi yang tidak perlu
  • Slow fashion mengambil pandangan jangka panjang sebagai lawan dari pandangan jangka pendek fast fashion.
  • Slow fashion adalah tentang kualitas, bukan kuantitas-pakaian yang dapat bertahan bertahun-tahun atau bahkan seumur hidup.
  • Slow fashion bersifat holistik dan mempertimbangkan seluruh siklus hidup produk.
  • Slow fashion bersifat etis dan melihat hubungan antara berbagai hal-bahan baku, lingkungan, tenaga kerja manusia, dll.

Bagaimana Menerapkan Prinsip Slow Fashion dalam Hidup Kamu

Mengadopsi cara hidup slow-fashion mungkin tampak mengintimidasi jika kamu baru mengenal gerakan ini; namun, tidak harus sulit. Berikut adalah beberapa cara untuk memasukkan prinsip-prinsip ini ke dalam kehidupan kamu.

1. Beli Lebih Sedikit

Budaya Masyarakat Konsumtif

Dasar dari slow fashion adalah praktik mengonsumsi lebih sedikit. Anda dapat melakukan ini dengan berfokus pada apa yang sudah ada di lemari Anda. kebanyakan media yang kita lihat saat ini membanjiri kita dengan konsep mengenakan pakaian hanya sekali, tentu penting bagi kita untuk melawan dorongan ini.

Kamu bisa mulai dengan membeli pakaian yang benar benar kamu butuhkan. Akan lebih baik jika kamu memakai apa yang sudah ada dalam lemari pakaian kamu.

2. Pilih Pakaian Dengan Kualitas Yang Baik

Memilih Pakaian Kualitas Terbaik

Saat membeli pakaian baru, pilihlah pakaian berkualitas baik yang dibuat dengan bahan yang berkelanjutan. Lebih mahal tidak selalu sama dengan kualitas yang lebih baik; namun, pakaian murah adalah indikator bahwa pakaian itu tidak dibuat untuk bertahan lama.

Kamu juga bisa datang ke lokal thrifting terdekat yang menjual pakaian bekas bermerek dengan harga yang cukup terjangkau.

3. Rawat Pakaian Dengan Benar

Label Perawatan Pakaian

Tidak ada salahnya jika kamu mempelajari bagaimana cara merawat pakaian kamu dengan benar. Salah satu hal yang sering diabaikan oleh konsumen adalah memperhatikan petunjuk perawatan pada label pakaian

Mempelajari cara merawat pakaian Anda adalah salah satu hal terpenting yang dapat Anda lakukan. Praktik yang sering diabaikan adalah memperhatikan petunjuk perawatan pada label. Mencuci dan mengeringkan pakaian Anda pada suhu yang tepat dan menggunakan siklus yang sesuai akan sangat membantu menjaga pakaian Anda dalam kondisi yang baik.

Artikel Terkait: Sejarah Perkembangan Fashion Dari Masa Ke Masa (Tahun 1920 – 2020)

Sumber Referensi

  1. “Biography.” Kate Fletcher, katefletcher.com/profile. Accessed 2 July 2022.
  2. Marquis, Christopher. “What Does Slow Fashion ‘Actually’ Mean?” Forbes, 14 May 2021, www.forbes.com/sites/christophermarquis/2021/05/14/what-does-slow-fashion-actually-mean.
  3. “What Is Slow Fashion? Definition, Progress, and Tips.” Treehugger, 1 July 2021, www.treehugger.com/what-is-slow-fashion-definition-progress-and-tips-5189080.