Apa Itu SKU (Stock Keeping Unit)? Fungsi & Cara Membuatnya
Dalam dunia yang berhubungan dengan ritel, SKU mungkin menjadi salah satu akronim yang mungkin sering kamu lihat, tapi tidak tahu artinya. Lalu, sebenarnya apa itu SKU? seperti apa jenisnya dan bagaimana penerapannya dalam industri fashion?
Kali ini Ozza Konveksi dalam seri Bisnis dan Marketing bakalan mengupas tuntas mengenai SKU, so selamat membaca!
Pengertian SKU
SKU adalah singkatan dari “Stock Keeping Unit” dan seperti namanya, ini adalah nomor khusus (biasanya delapan digit alphanumeric) yang diberikan oleh peritel ke dalam suatu produk untuk melacak tingkat stok secara internal. Jika sebuah produk memiliki warna dan ukuran yang berbeda, maka setiap variasi akan memiliki nomor SKU yang unik.
Dalam manajemen inventaris, unit penyimpanan stok adalah unit ukuran untuk mengatur stok suatu bahan. Atau dengan kata lain, ini adalah jenis barang yang berbeda untuk dijual, dibeli, atau dilacak dalam inventaris, seperti produk atau layanan, dan semua atribut yang terkait dengan jenis barang yang membedakannya dari jenis barang lainnya.
Dalam sebuah produk, atribut ini bisa berupa produsen, deskripsi, bahan, ukuran, warna, kemasan hingga garansi.
SKU juga bisa merujuk pada kode unik atau pengenal yang terkadang memiliki barcode untuk pemindaian dan pelacakan unit penyimpanan stok tertentu. Yang perlu kamu tahu adalah Pefidentifikasian ini tidak diatur dan distandarisasi.
Sehingga ketika perusahaan menerima barang dari vendor, perusahaan memiliki pilihan untuk mempertahankan SKU dari vendor atau membuat SKU-nya sendiri. Hal ini berbeda dengan Global Trade Item Numbers (GTIN), Kode Produk Universal (UPC), EAN dan APN yang telah terstandaraisasi.
Perbedaan SKU Dan UPC
Perbedaan utama antara SKU dan UPC adalah SKU (stock keeping unit) untuk penggunaan internal sedangkan UPC (universal product code) untuk penggunaan eksternal. Keduanya berguna untuk melacak dan mengelola inventaris, memantau rantai pasokan, dan menganalisis tren penjualan. Namun, SKU dan UPC dapat memiliki karakteristik yang berbeda.
Unit penyimpanan stok, atau SKU, adalah kode alfanumerik unik yang diberikan untuk setiap produk. SKU muncul pada produk sebagai pengidentifikasi unik dan berfungsi untuk mengoptimalkan manajemen inventaris dan membuat pelacakan menjadi lebih efisien.
Sebaliknya, kode produk universal, atau UPC, adalah kode 12 digit yang dibeli dan dilisensikan oleh produsen produk dari GS1 AS – organisasi nirlaba yang bertanggung jawab untuk menegakkan standar bisnis global – dan tidak dibuat oleh pengecer. UPC sesuai dengan barcode yang dapat dipindai dan merupakan jenis Nomor Item Perdagangan Global, atau GTIN, yang memungkinkan pelacakan dan penjualan produk secara akurat saat produk bergerak melalui rantai pasokan.
Cara mudah untuk mengetahui perbedaan antara SKU dan UPC adalah dengan melihat panjang dan karakter yang digunakan. SKU umumnya terdiri dari kombinasi huruf dan angka, sedangkan UPC hanya terdiri dari angka. Panjang SKU juga dapat bervariasi, biasanya dari delapan hingga 12 karakter (meskipun secara teknis dapat sepanjang atau sesingkat yang diinginkan), sedangkan UPC hanya terdiri dari 12 digit.
Berikut ini adalah tabel perbedaan SKU dengan UPC
SKU | UPC |
---|---|
Kombinasi huruf dan angka | Hanya terdiri dari angka |
Panjang bervariasi antara 8 – 12 karakter. | Hanya terdiri dari 12 digit. |
Bersifat unik untuk setiap retailer. | Konsisten untuk semua retailer. |
Untuk penggunaan internal | Untuk penggunaan secara luas di kalangan pengecer. |
Dicetak apa adanya atau dengan barcode | Dicetak dengan barcode |
Peritel menentukan arsitektur SKU | Dikeluarkan oleh Global Standards Organization |
Manfaat Dan Fungsi SKU
1. Identifikasi Produk
SKU memberikan identifikasi unik untuk setiap produk dalam inventaris atau katalog. Sehingga memungkinkan perusahaan atau toko untuk dengan cepat dan akurat mengidentifikasi produk tertentu. Penggunaan SKU juga bisa mempermudah staff gudang untuk melakukan pencarian stok produk.
2. Manajemen Stok lebih Mudah
Dengan adanya SKU pihak ritel akan lebih mudah dalam mengelola stok dan memantau pergerakan produk dalam toko atau gudang. SKU bisa menjadi acuan bagi perusahaan untuk menentukan jumlah stok yang tersedia, melakukan pemesanan ulang saat stok rendah dan mengurangi risiko kelebihan atau kekurangan stok.
Manfaat lain dari adanya SKU adalah proses perencanaan suplai terhadap sebuah produk menjadi lebih efektif dan efisien.
3. Pelacakan Penjualan
SKU memudahkan perusahaan dalam melacak penjualan produk secara individual. Memungkinkan perusahaan untuk menganalisan kinerja penjualan produk tertentu, mengidentifikasi produk yang laris dan mengevaluasi kinerja toko atau cabang tertentu
4. Penetapan Harga, Pemasaran Dan Promosi
SKU juga berguna untuk menetapkan harga produk. Ketika ada variasi produk (misalnya, warna atau ukuran yang berbeda), SKU sangat berguna dalam membedakan harga antara variasi produk tersebut. Selain itu, perusahaan dapat mengiklankan produk dengan SKU tertentu, memberikan diskon khusus, atau meluncurkan penawaran promosi yang terkait dengan SKU tertentu.
5. Mempermudah Pelaporan Dan Analisa
SKU memungkinkan perusahaan untuk menghasilkan laporan penjualan dan analisis yang lebih rinci. Sehingga dapat membantu dalam mengambil keputusan bisnis yang lebih baik. Contohnya seperti mengidentifikasi tren penjualan atau produk yang perlu ditingkatkan.
Bagaimana Cara Membuat SKU (Stock Keeping Unit) Yang Benar?
Cara termudah untuk membuat nomor SKU adalah melalui manajemen inventaris dan sistem kasir kamu. Kamu bisa membuat SKU secara manual sesuai dengan kebutuhan, meskipun tidak kami rekomendasikan, terutama untuk peritel dengan jumlah produk yang besar. Cara lainnya adalah dengan menggunakan bantuan tool seperti SKU generator yang banyak tersedia di internet
Sekarang, mari kita pelajari anatomi dari SKU!
Bagian pertama dari SKU biasanya terdiri dari dua hingga tiga alphanumeric yang merujuk pada departemen, kategori produk atau pemasok.
Beberapa karakter berikutnya mewakili fitur yang spesifik untuk setiap produk seperti: warna, ukuran, merek, atau subkategori lainnya.
Terakhir, dua hingga tiga karakteristik terakhir bertindak sebagai pengidentifikasi urutan, yang memungkinkan SKU memberi tahu kamu jumlah produk yang kamu miliki dan urutan pembelian dan pemrosesan produk tersebut.
Untuk lebih jelasnya kamu bisa melihat contoh berikut:
Contoh Pembuatan SKU (Stock Keeping Unit)
SKU bisa berupa kombinasi acak dari huruf dan angka, namun biasanya karakter tersebut memiliki arti tertentu untuk mengidentifikasi informasi penting dari sebuah produk. Karakter tersebut dapat mewakili atribut seperti: merek, ukuran, warna, harga, ukuran, jenis kelamin, nomor barang, kode produk dan sebagainya.
Idealnya, detail produk yang disertakan dalam setiap SKU diurutkan dari yang paling penting hingga yang paling tidak penting. Jadi, jika perusahaan kamu menganggap jenis produk lebih penting daripada warna, maka karakter yang mewakili jenis produk akan diletakkan sebelum warna.
Sebagai contoh kalau kamu adalah peritel jaket yang menerima produk pakaian dari berbagai vendor kamu bisa membuat SKU dengan format seperti di bawah ini:
KATEGORI | KODE | ARTI KODE |
---|---|---|
BRAND | 1. OZA 2. ADS 3.NIK | 1. OZZA KONVEKSI 2.ADIDAS 3. NIKE |
PRODUK | 1. POL 2. SHT 3. JKT 4. CLN | 1. POLO SHIRT 2. KAOS/T-SHIRT 3. JAKET 4. CELANA |
UKURAN | 1. S 2. M 3. L 4. XL | 1. SMALL 2. MEDIUM 3. LARGE 4. EXTRA LARGE |
WARNA | 1. BLU 2. RED 3. GRN | 1. BLUE (BIRU) 2. RED (MERAH) 3. GREEN (HIJAU) |
GENDER | 1. WMN 2. MAN | 1. WOMAN (WANITA) 2. MAN (PRIA) |
Jadi jika kamu memiliki produk polo shirt wanita berwarna biru dengan ukuran XL dari vendor Ozza Konveksi, maka SKU-nya akan menjadi seperti ini: OZA-POL-XL-BLU-WMN.
Perlu kamu ketahui bahwa setiap perusahaan memiliki aturan tersendiri dalam membuat SKU dan mungkin akan berbeda dengan perusahan ritel lainnya.
Tips untuk konvensi penamaan SKU:
- Gunakan antara 8 sampai 12 karakter
- Awali stock keeping unit dengan huruf, seperti huruf pertama dari pemasok atau merek
- Jangan pernah menggunakan angka nol atau karakter khusus seperti !, @, atau &
- Buat format yang unik dan mudah dipahami
Kesimpulan
Stock Keeping Unit dapat membantu perusahaan dalam melakukan identifikasi, pelacakan serta mengelola produk dengan efisien. Nomor ini bersifat unik untuk bisnis kamu sendiri dan tidak bersifat universal atau berguna bagi bisnis lain. Sehingga penggunaannya hanya terbatas pada internal perusahaan saja.
Baca Juga: 11 Tips Meningkatkan Brand Awareness